Fenomena Mengerikan Brain Rot: Kenapa Gen Z Wajib Tahu Istilah Ini?
Fenomena Brain Rot: Kenapa Gen Z Wajib Tahu Istilah Ini?--
SUMEKS.CO - Di era digital yang serba cepat, istilah baru sering muncul untuk menggambarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Salah satunya adalah brain rot, sebuah istilah yang kini sedang menjadi tren di kalangan generasi muda, khususnya Gen Z.
Istilah ini merujuk pada kondisi mental yang dipengaruhi oleh konsumsi konten digital kualitas rendah secara berlebihan atau konten receh.
Fenomena ini patut menjadi perhatian karena berkaitan langsung dengan pola hidup modern yang terhubung dengan teknologi.
Brain rot, secara harfiah, dapat diartikan sebagai "pembusukan otak." Namun, istilah ini lebih sering digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan penurunan kemampuan kognitif akibat konsumsi informasi dari konten receh yang berlebihan.
BACA JUGA:Cerita Sukses UMKM Milenial dan Gen Z Pemenang J&T Connect Preneur Business Competition
BACA JUGA:Cara Gen Z Mengamankan Rumah saat Ditinggal Mudik: Teknologi Smart Home Berlapis Jadi Solusi Terbaik
Fenomena ini semakin dikenal luas setelah menjadi perbincangan di media sosial, khususnya platform yang sering digunakan oleh generasi muda.
Dikehidupan sehari-hari, brain rot dapat terjadi ketika seseorang menghabiskan waktu berjam-jam scrolling tanpa tujuan di media sosial, menonton video pendek secara berlebihan, atau terjebak dalam konten viral yang kurang mendidik.
Istilah brain rot pertama kali digunakan dalam konteks budaya digital untuk menggambarkan dampak negatif teknologi terhadap kesehatan mental.
Banyak orang yang terpapar konten berkualitas rendah atau konten receh tanpa sadar melalui kemudahan untuk mengakses internet.
BACA JUGA:Stay Safe Saat Mudik Nataru: Panduan Safety Driving yang Simpel untuk Gen Z
BACA JUGA:Mengenal Apa Itu Istilah hingga Ciri 'Throning' di Kalangan Gen Z Sepanjang Tahun 2024
Kondisi ini diperparah oleh algoritma media sosial yang dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna selama mungkin, sering kali dengan menampilkan konten yang mudah dikonsumsi tetapi kurang bermakna.
Tren ini menjadi semakin relevan dengan gaya hidup Gen Z yang sangat terhubung dengan perangkat digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: