Perang Dagang Trump Mengguncang Dunia Pasca Tetapkan Tarif Impor Brutal: Indonesia Terpukul, Tapi Ada Peluang

Perang Dagang Trump Mengguncang Dunia Pasca Tetapkan Tarif Impor Brutal: Indonesia Terpukul, Tapi Ada Peluang Tersembunyi--
SUMEKS.CO - Kebijakan tarif impor agresif yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengguncang perekonomian global, termasuk Indonesia.
Dalam langkah yang disebut banyak pihak sebagai "tarif brutal", Trump menaikkan bea masuk terhadap berbagai produk dari Tiongkok hingga ratusan miliar dolar.
Meski sasaran utamanya adalah Negeri Tirai Bambu, efek domino dari perang dagang ini juga menghantam negara-negara berkembang lainnya tidak terkecuali negara Indonesia baik sebagai tantangan maupun peluang.
Seperti dilansir dari berbagai sumber Jumat 4 April 2025, salah satu dampak paling nyata terlihat pada perubahan arus perdagangan global.
BACA JUGA:Perang Dagang Donald Trump Bisa Bikin Efek Domino, Rieke: ‘Mohon Respon Cepat Menteri Perdagangan’
BACA JUGA:Donald Trump Resmi Naikkan Tarif Impor, Bikin Ekonomi Indonesia Makin Kalang Kabut?
Saat produk-produk Tiongkok dikenai tarif tinggi di AS, peluang pun muncul bagi negara lain untuk mengisi kekosongan tersebut, termasuk Indonesia.
Sejumlah pelaku usaha melihat ini sebagai kesempatan emas untuk mengekspor lebih banyak produk tekstil, furnitur, dan komoditas lainnya ke pasar Amerika.
Donald Trump Resmi Naikkan Tarif Impor, Kebijakan Brutal Guncang Pasar Global--
Namun, peluang ini datang dengan tantangan. Untuk menyeimbangkan kerugian dari pasar Amerika, Tiongkok mulai membanjiri negara-negara Asia, termasuk Indonesia, dengan produk-produk murah.
Hasilnya, industri dalam negeri, terutama sektor manufaktur dan UMKM, mulai tertekan akibat serbuan barang impor berharga rendah yang sulit disaingi.
Tak hanya sektor perdagangan yang terdampak. Rantai pasok global terguncang, membuat banyak perusahaan di Indonesia kesulitan mengakses bahan baku dan komponen elektronik yang sebagian besar berasal dari Tiongkok.
"Kami harus mencari pemasok alternatif dengan harga lebih mahal. Ini menaikkan biaya produksi," ujar seorang pelaku industri manufaktur di Jawa Barat dikutip dari berbagai sumber.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: