Ini Hari Pahlawan 2024, Heningkan Cipta dan Kibarkan Bendera Sang Saka Merah Putih

Ini Hari Pahlawan 2024, Heningkan Cipta dan Kibarkan Bendera Sang Saka Merah Putih

Tugu Pahlawan di Surabaya, tugu untuk mengenang jasa pahlawan dalam mempertahnakan kemerdekaan.--

 Ketegangan mencapai puncaknya pada 27 Oktober 1945 ketika Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sother Mallaby dari Inggris memasuki wilayah Surabaya tanpa persetujuan pemerintah Indonesia dan mulai mendirikan pos-pos pertahanan.

BACA JUGA:Inilah Jejak HBR Motik Bidan Organisasi Pengusaha Pribumi Masa Penjajahan Asal Bunga Mas Lahat yang Ditakuti

BACA JUGA:Delapan Pahlawan yang Namanya Diabadikan Sebagai Nama Jalan di Kota Palembang

Awal Mula Pertempuran

Situasi memanas pada 28 Oktober 1945 ketika para pejuang Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo, melalui siaran Radio Pemberontakan milik Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI), mengobarkan semangat perlawanan. 

Serangan terhadap pos-pos pertahanan Sekutu dilancarkan, dan berbagai tempat penting berhasil direbut oleh milisi dan rakyat Surabaya. 

Meskipun sempat terjadi gencatan senjata pada 29 Oktober, bentrokan-bentrokan bersenjata tetap tidak terhindarkan.

Pada 30 Oktober 1945, Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh dalam sebuah insiden di Surabaya.

 Kematian Mallaby membuat Inggris sangat marah dan menyebabkan eskalasi kekerasan. Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, yang menggantikan Mallaby, mengeluarkan ultimatum pada 10 November 1945 yang berisi tiga tuntutan:

Seluruh pemimpin Indonesia di Surabaya harus melaporkan diri.

Semua senjata yang dimiliki oleh pejuang Indonesia harus diserahkan.

Para pemimpin Indonesia harus datang ke markas Sekutu sebelum pukul 06.00 pagi untuk menandatangani pernyataan menyerah tanpa syarat.

Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, Inggris mengancam akan menggempur Surabaya dari darat, laut, dan udara.

Pertempuran 10 November: Pertarungan Mematikan

Rakyat Surabaya menolak ultimatum tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: