Kominfo Tindaklanjuti Kebocoran Data 6 Juta NPWP, Termasuk Milik Presiden Jokowi

Kominfo Tindaklanjuti Kebocoran Data 6 Juta NPWP, Termasuk Milik Presiden Jokowi

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, memberikan pernyataan terkait langkah mitigasi atas kebocoran data 6 juta NPWP, termasuk data milik pejabat negara, pada konferensi pers di Jakarta, 27 September 2024. Kominfo bekerja sama dengan BSSN--

“Saya sudah memerintahkan Kemkominfo, Kementerian Keuangan, dan BSSN untuk memitigasi secepatnya,” ujar Jokowi saat diwawancarai di Boyolali, Jawa Tengah, pada 19 September 2024.

Jokowi juga menambahkan bahwa insiden kebocoran data tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di berbagai negara lain di dunia.

BACA JUGA:Oknum Guru Tersangka Video Amoral dengan Muridnya di Gorontalo Terancam Dipenjara 15 Tahun

BACA JUGA:Nobar Film Dul Muluk dan Dul Malik, Pj Gubernur Elen Setiadi Harapkan Budaya Sumsel Lebih Dikenal Publik

Ia menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab kebocoran data, seperti kelemahan pada pengelolaan kata sandi serta penyimpanan data yang tersebar di banyak lokasi.

“Semua data itu mungkin karena keteledoran password bisa terjadi, atau karena penyimpanan data yang juga terlalu banyak di tempat yang berbeda-beda bisa menjadi ruang untuk diretas oleh hacker untuk masuk,” jelasnya.

Kebocoran data NPWP ini terungkap melalui unggahan di media sosial oleh pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, pada 19 September 2024.

Teguh menyebut bahwa 6 juta data NPWP telah bocor dan diperjualbelikan di forum gelap dengan harga sekitar Rp 150 juta.

BACA JUGA:Smartphone Vivo V40e, Ditenagai Chipset MediaTek Dimensity 7300

BACA JUGA:3 Desa di Ogan Ilir Dihantam Puting Beliung, Puluhan Rumah Rata Luluh Lantak, BPBD Dirikan Tenda Darurat

Data yang bocor tersebut mencakup informasi sensitif seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK), NPWP, alamat, nomor telepon, dan email.

Lebih lanjut, Teguh menyebut bahwa data milik sejumlah pejabat tinggi negara juga termasuk dalam kebocoran tersebut, di antaranya Presiden Jokowi, Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, serta anak bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep.

Selain itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan juga disebut sebagai bagian dari daftar pejabat yang datanya bocor.

Insiden kebocoran data ini semakin menambah daftar panjang tantangan keamanan siber yang dihadapi oleh Indonesia, terutama dalam sektor administrasi pemerintah. Ke depan, perlu adanya penguatan sistem keamanan data, terutama dalam pengelolaan data pribadi, agar insiden serupa tidak terulang kembali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: