Ngadu ke Jokowi-Prabowo, 6 Remaja Asal Ogan Ilir yang Diduga Jadi Korban TPPO di Kamboja Dipulangkan Bupati

Ngadu ke Jokowi-Prabowo, 6 Remaja Asal Ogan Ilir yang Diduga Jadi Korban TPPO di Kamboja Dipulangkan Bupati

Baznas Kabupaten Ogan Ilir atas perintah Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar, menyerahkan bantuan ke Disnakertrans Kabupaten Ogan Ilir, untuk memulangkan 6 remaja yang jadi korban TPPO di Kamboja. --

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, tujuh warga Kelurahan Tanjung Raja Utara yang diduga menjadi korban perdagangan orang tersebut, antara lain, Ifan Syaputra (21), Ahmad Junaidi (25), Ariyan (19), Didi Pramana (20) dan tiga orang lainnya. 

Menurut Sayuti, salah satu orang tua dari salah satu TKI tersebut, bahwa dirinya tidak terlalu faham mengenai agen yang telah memberangkatkan anaknya bekerja di Kamboja. 

"Sebenarnya saya tidak terlalu paham bagaimana anak saya disana. Tetapi yang jelas, anak saya tidak betah kerja di Kamboja," ujarnya.

Meskipun tidak mau menjelaskan secara detail, Sayuti menyebut, pihaknya telah menerima bantuan dari orang yang mengaku memiliki akses ke Pemprov Sumatera Selatan hingga ke Presiden RI, Joko Widodo. 

"Sudah ada yang bersedia bantu keluarga kami. Tapi jujur saja saya tidak bisa bicara banyak untuk saat ini," pungkasnya.

BACA JUGA:Pasutri Muda di Ogan Ilir Nekat Jadi Begal, Ancam Bocah yang Jadi Korbannya dengan Pisau Dapur

BACA JUGA:Jadikan MPLS Hal yang Menyenangkan, Siswa Baru SMAN 1 Tanjung Raja Ogan Ilir Deklarasikan Anti Bullying

Sebelumnya, beredar video permintaan tolong kepada Presiden Republik Indonesia, dari sejumlah orang tua TKI asal Kelurahan Tanjung Raja Utara, supaya memulangkan anak mereka dari Kamboja. 

"Kepada Bapak Presiden dan staf ahlinya dan juga Bapak Prabowo, tolong bantu kami. Anak kami diduga diperjualbelikan oleh PT yang tidak bertanggung jawab di negara Kamboja," ucap Sayuti. 

Ia mengungkapkan, anaknya sudah tidak tahan lagi mendapat siksaan dan intimidasi. Mulai dari siksaan fisik dan denda. Apabila tidak kerja satu hari dikenakan denda sebesar 100 dollar. 

"Jadi walau mereka dalam keadaan sakit, mereka tetap dipaksa bekerja. Tidak mau bekerja mereka akan didenda atau disiksa. Tolong bantu kami Bapak. Tolong Bapak Presiden, pulangkan anak kami. Tolong pak Prabowo pulangkan anak kami ke Indonesia," ungkapnya memohon sembari menangis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: