Dua Balita Berbakat, Bianca dan Anya, Juarai LBI Muara Enim 2024!

Dua Balita Berbakat, Bianca dan Anya, Juarai LBI Muara Enim 2024!

JUARA LBI : Bianca Azarine Nurtisha kelompok umur 6-24 bulan dari Puskesmas Tebat Agung dan Anya Eliora kelompok umur 24 - 59 bulan dari Puskesmas Muara Enim keluar sebagai juara pertama Lomba Balita Indonesia (LBI) dan berhak mewakili Kabupaten Muara En--

Masa balita, khususnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), merupakan fase krusial yang memerlukan perhatian dan intervensi khusus.

Periode ini, yang dimulai dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun, menjadi fondasi penting bagi perkembangan otak, fisik, dan mental anak di masa depan.

BACA JUGA:Tersangka Jargas Ahmad Nopan, Bakal Jadi Saksi Sidang Korupsi Angsuran Rumah MBR PT SP2J

BACA JUGA:Terpidana Kasus Pencurian Kabur Usai Divonis 5 Tahun Penjara, Borgol Terlepas Lari Kencang Terekam CCTV

Masa balita, khususnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), merupakan periode krusial yang membutuhkan perhatian dan intervensi dari berbagai pihak, tidak hanya orang tua dan lingkungan, tetapi juga pemerintah.

Pola asuh yang keliru, pemeliharaan kesehatan serta bekal pengetahuan kesehatan dasar yang kurang pada ibu balita, akan berdampak pada proses tumbuh kembang anak yang sekaligus berdampak pada masa dewasa nanti.

Selain masalah gizi kurang dan gizi buruk  yang menjadi permasalahan di bidang kesehatan, akhir-akhir ini kita juga sering mendengar melalui media massa permasalahan gizi pada masyarakat kita yang disebut "stunting" atau perawakan pendek. 

Stunting ini akibat kekurangan asupan gizi  terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan yaitu dari masa konsepsi sampai anak berumur 2 tahun, dimana keadaan ini akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak terutama pada tinggi/panjang badan anak.

BACA JUGA:Datangi Disnaker Sumsel, Mantan Kaprodi Hukum Laporkan Kampus Tempat Dulu Bekerja

BACA JUGA:Semangat Merdeka di Nusantara, IKN Siap Gelar Upacara HUT RI ke-79

Untuk membentuk balita yang sehat, lanjut Sekda, perlu peningkatan peran Posyandu dan Kader di desa. Posyandu merupakan upaya kesehatan berbasis masyarakat sebagai ujung tombak untuk deteksi dini kesehatan dan gizi balita. 

Di Posyandu balita mendapatkan pelayanan kesehatan dasar berupa penimbangan, pengukuran tinggi badan/panjang badan, imunisasi, pemberian kapsul vitamin A, pemberian makanan tambahan dan penanggulangan diare. 

"Agar pelayanan kesehatan dasar di Posyandu dapat merata ke semua sasaran, peran kader perlu mendata seluruh sasaran balita, mengajak ibu balita untuk datang ke Posyandu," ujarnya.

Selanjutnya memastikan semua balita datang ke Posyandu, ditimbang dan diukur dan mengevaluasinya. Sehingga seluruh balita terpantau dan terdeteksi status gizi dan kesehatannya. 

BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Bina Darma Palembang Dapat Gelar Putri Otonomi Muara Enim 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: