Siaga Karhutla, BPBD Sumsel Minta 8 Helikopter untuk 12 Daerah Kategori Rawan Akibat Puncak Kemarau
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan (BPBD Sumsel) meminta bantuan setidaknya delapan unit helikopter untuk siaga karhutla.--
Saat ini, BNPB sedang melakukan pendataan untuk penempatan helikopter. Mengingat, ancaman karhutla tidak hanya terjadi di Sumsel, tapi juga beberapa wilayah Sumatera lainnya, termasuk Kalimantan provinsi lain.
"Kita harapkan secepatnya ada bantuan dari BNPB untuk peralatan guna mengantispasi karhutla," jelasnya.
BACA JUGA:Tanpa Shin Tae-yong, Erick Akan Hadir Sendiri Acara Drawing Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026
BACA JUGA:Kemenkumham Babel Harmonisasi 6 Raperkada Kabupetan Bangka Selatan
Nantinya, dari 8 helikopter itu, 2 unit khusus untuk patroli. Melakukan pencegahan dan memetakan titik-titik terjadinya karhutla. Sedangkan 6 helikopter lainnya untuk water bombing pada areal karhutla.
Selama lima bulan di tahun ini (2024), sudah ada 184,1 hektare lahan yang terbakar di wilayah Sumsel. Sebarannya di lima kabupaten. Di Muara Enim 3,9 hektare, Muba 41,5 hektare, Muratara 13,3 hektare, OKI 113, 9 hektare, dan PALI sekitar 10,4 hektare. Dari 184,1 hektare itu, ada 106,4 hektare gambut yang terbakar. Sisanya kebakaran di lahan mineral.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Sumsel, Wandayantolis, mengatakan, curah hujan diprediksi akan terus mengalami penurunan di sebagian besar wilayah Sumsel hingga akhir Juni 2024 ini.
Untuk puncak kemarau diprediksi pada Juli-Agustus. Seiring menurunkan curah hujan, ancaman karhutla pun meningkat. Terutama pada beberapa daerah rawan.
BACA JUGA:Siap Lanjutkan Tugas, Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi Bakal Sempurnakan Program Sebelumnya
BACA JUGA:Curi 33 Buah Besi Dalam Bantalan Rel Kereta Api, Dua Warga Prabumulih Ditangkap di Jalan Lintas
Curah hujan pada dasarian II Juni 2024 di sebagian besar Sumsel berada pada kategori menengah (50-150 mm).
Namun, di sebagian Muba, Muara Enim, dan Prabumulih, lalu sebagian besar Banyuasin dan Palembang, serta sebagian kecil OKI, Ogan Ilir, OKU, OKU Timur, OKU Selatan, dan Lahat sudah kategori rendah (0-50 mm).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: