TERKUAK, Ketua RT Cabut Kesaksian Pembunuh Vina dan Eky Tidur di Rumahnya, Ternyata Atas Permintaan Pengacara?

CIREBON, SUMEKS.CO - Terkuak bahwa Ketua RT mencabut kesaksian bahwa 9 pembunuh Vina dan Eky tidur di rumahnya.

Ternyata pencabutan kesaksian itu atas permintaan pengacara terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky.

“Pada saat malam kejadian itu mereka (para tersangka) tidur di rumah Pak RT, dan itu sempat Pak RT-nya menerangkan, namun pada akhirnya dicabut sendiri (keterangan itu) bahwasannya para tersangka saat kejadian itu mereka tidak tidur di rumah Pak RT,” jelas Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Surawan saat rilis di Mapolda Jabar, Minggu, 26 Mei 2024.

Kombes Surawan menerangkan bahwa Pak RT mengubah kesaksiannya.

BACA JUGA:Update Peran Pegi Perong Saat Membunuh Vina dan Eky 2016 Silam Kembali Diungkap Berdasar Keterangan Saksi 2024

BACA JUGA:FAKTA BARU, Hotman Paris Tegaskan 2 Pelaku DPO Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Tidak Mungkin Fiktif, Alasannya?

“Bahwa besok malamnya setelah kejadian para tersangka ini baru tidur di rumahnya, jadi kejadian malam Minggu diubah jadi malan Senin mereka itu tidur di rumah Pak RT,” jelas Kombes Surawan didampingi Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast.

Jadi Pak RT pada saat itu sempat mengaku bahwa para tersangka pembunuh Vina dan Eky tidur di rumahnya, tapi akhirnya dicabut pada saat sidang dan itu menurut keterangan saksi adalah permintaan dari keuasa hukm tersangka dan keluarganya.

Memang ramai saat itu, lanjut Kombes Surawan di facebook bahwa para tersangka disiksa tapi pada saat pemeriksaan muncul bahwa itu juga dilakukan oleh sesama tahanan.

"Dan kemudian pada saat itu telah dilakukan proses terhadap anggota, ada 15 orang yang diperoses terkait kelalaian mereka dalam mencegah penganiayan itu terjadi," jelasnya.

BACA JUGA:Hot News, Satu Lagi Nama Pegi Klarifikasi Dirinya Bukan DPO Kasus Pembunuhan Vina

BACA JUGA:Terkuak, Riyan Wisnu Sebut Otak Pembunuh Vina dan Eky Bernama Ari Aldo Mungkin Bisa Jadi Saksi Kunci

"Jadi ada upaya dari tahahan lain, mereka (para tersangka) disiksa sampai bengep-bengep yang mana waktu itu muncul di facebook kemudian rame, itulah yang kemudian menjadikan kasus ini ditarik ke Polda Jabar," jelas Kombes Surawan.

Sumber: