3 Ekor Kerbau di Ogan Ilir Ditemukan Mati Mendadak, Diduga Terkena Penyakit Ngorok
Tim dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ogan Ilir, menyuntikkan vaksin ke hewan ternak. --
BACA JUGA:Pemkab Ogan Ilir Konsultasikan Kasus Kades Ulak Kerbau Baru ke Kemendagri, Apa Hasilnya?
Peternak pun berinisiatif memotong hewan yang terindikasi terkena wabah ngorok dan dagingnya dijual ke luar daerah Sumatera Selatan.
Menurut Taufik, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tak dapat memaksa peternak untuk mengikuti anjuran vaksin.
"Kami sifatnya hanya mengimbau, mengarahkan. Kalaupun tidak mau divaksin, tidak bisa kami paksa," tuturnya.
Salah seorang peternak kerbau asal Desa Sejaro Sakti, Kecamatan Indralaya bernama Erlan mengaku sangat was-was dengan wabah ngorok.
"Jujur saja sangat khawatir. Kami ada 65 ekor kerbau dan alhamdulillah sudah divaksin semua," ujar Erlan.
BACA JUGA:Polemik Kades Ulak Kerbau Baru, Wabup Ogan Ilir Minta Warga Bersabar, Sebut Tim Sedang Bekerja
BACA JUGA:BPD Ulak Kerbau Baru Ogan Ilir, Gelar Rapat Diperluas Terkait Kasus Viral Sang Kades
Berdasarkan pengalamannya, wabah ngorok yang sering menyerang hewan ternak ruminansia khususnya sapi dan kerbau ini sifatnya akut atau fatal.
Penyakit ini, menurut Erlan sering terjadi terutama saat musim hujan tiba, seperti terjadi di Ogan Ilir belum lama ini.
Hewan yang terserang wabah ngorok tampak pada gejala diantaranya kehilangan nafsu makan, mengeluarkan air liur tanpa henti dan nafas tersengal-sengal.
"Jadi nafas hewan itu memang tersendat, lalu dia ngorok. Dua sampai tiga jam setelah ngorok itu, hewannya mati. Memang cepat sekali," tutur Erlan.
Dirinya berharap vaksin sapi dan kerbau di Ogan Ilir terus berkelanjutan demi kesehatan hewan ternak.
BACA JUGA:Kebut Perahu Dapat Kerbau dan Sapi, Kok Bisa?
BACA JUGA:Dialog Malaikat Jibril dengan Kerbau, Kelalawar dan Cacing, Inilah 8 Cara Bersukur Menurut Islam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: