Simak! Berikut Penjelasan Bagaimana Hukumnya Apabila Awal Bulan Puasa Ikut NU dan Lebaran Ikut Muhammadiyah

Simak! Berikut Penjelasan Bagaimana Hukumnya Apabila Awal Bulan Puasa Ikut NU dan Lebaran Ikut Muhammadiyah

Simak! Berikut Penjelasan Bagaimana Hukumnya Apabila Awal Bulan Puasa Ikut NU dan Lebaran Ikut Muhammadiyah Penjelasannya--

SUMEKS.CO - Bagaimana hukumnya apabila awal puasa Ramadhan 1444 Hijriah mengikuti penetapan Nahdlatul Ulama (NU), namun lebaran Idul Fitri ikut penetapan Muhammadiyah? Begini penjelasannya.

Mengikuti penetapan organisasi yang diyakini semenjak awal pelaksanaan puasa bulan Ramadhan adalah tindakan yang paling utama.

Nah, di Indonesia sendiri perbedaan penetapan mulai dari awal hingga akhir puasa Ramadhan menjadi fenomena tahunan yang paling sering terjadi.

Di tahun 2024 ini saja atau Ramadhan 1445 Hijriah sudah dipastikan tidak bisa berbarengan antara penetapan yang diyakini NU dan juga Muhammadiyah.

BACA JUGA:Hilal Terhalang Cuaca, Kemenag Sumsel Tetapkan Awal Puasa 1 Ramadan 1445 Hijriah Pada 12 Maret 2024

Lantaran, adanya perbedaan dalam metode atau teknis penetapan awal bulan Ramadhan dengan pantauan hilal yang berbeda pula.

NU telah menetapkan dengan menggunakan metode Rukyatul Hilal dengan memastikan bahwa awal puasa jatuh pada Selasa 12 Maret 2024 mendatang.

Sementara Muhammadiyah telah memutuskan bahwa awal puasa Ramadhan lebih cepat satu hari yakni akan di mulai pada Senin 11 Maret 2024 besok.

Meski ada perbedaan, umat muslim khususnya di Indonesia bebas memilih mengikuti penetapan dari organisasi mana saja.

BACA JUGA:Besok Malam, Diprediksi Mulai Salat Tarawih, Ini Jadwal Berbuka Puasa Ramadan 1445 Hijriyah di Ogan Ilir

Namun, terkadang yang menjadi pertanyaan yakni bagaimana hukumnya jika awal puasa ikut NU, dan lebaran ikut Muhammadiyah?

Yuk simak baik-baik tentang bagaimana hukumnya jika awal puasa ikut NU dan lebaran ikut Muhammadiyah, yang dirangkum dari berbagai sumber informasi, Minggu 10 Maret 2024.

Mengenai “hukum awal puasa ikut NU, lebaran ikut Muhammadiyah”, dua perkara sebaiknya tidak dicampur menjadi satu. 

Sebagai contoh, seseorang yang telah mengikuti ketetapan NU di awal puasa, hingga akhir sebaiknya tetap istikamah dengan hasil pengamatan hilal organisasi tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: