Ngak Pakai Ribet! Cukup Rutinkan Ini Jika Mau Hidup Kaya Raya dan Bebas Hutang

Ngak Pakai Ribet! Cukup Rutinkan Ini Jika Mau Hidup Kaya Raya dan Bebas Hutang

Ilustrasi--net

SUMEKS.CO - Hidup kaya raya dan terbebas dari hutang tentu menjadi harapan bagi semua orang. 

Memiliki kecukupan secara finansial juga memudahkan seseorang dalam beramal shalih sehingga hartanya semakin berkah.

Disamping itu, terbebas dari hutang juga menjadi salah satu sumber kebahagiaan dan ketenangan hidup seseorang. 

Allah SWT sendiri tidak melarang hutang piutang, namun jika dengan sistem riba atau berniat tidak mengembalikannya maka haram hukumnya. 

BACA JUGA:Hutang Melilit Bikin Hidup Sulit, Amalan Agar Dijauhkan dan Dimudahkan Melunasi Hutang Sesuai Ajaran Nabi SAW

Bagaimanapun urusan hutang piutang tidak selesai meskipun sudah wafat, bahkan dapat menyebabkan seseorang tertunda masuk ke dalam surga.

Maka dari itu, terdapat amalan agar menjadi kaya raya dan terbebas dari hutang yang menyusahkan baik dunia akhirat

1. Membaca Al-Fatihah khusus untuk Nabi SAW

Membaca Al-Fatihah untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam menurut para ulama terdapat perbedaan pendapat. 

BACA JUGA:Amalan Ilmu Quantum dari Ustad Aan Alfarizi, Hutang Rp 250 Juta Lunas Hanya dalam 3 Hari

Tujuan membaca Al-Fatihah untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan salah satu bentuk tawassul. 

Tawassul merupakan melakukan amalan guna mendekatkan diri kepada Allah SWT sedangkan segala sesuatu yang dijadikan tawassul hanya untuk taqarrub kepada Allah SWT. 

Syekh Ihsan M Dahlan Jampes asal Kediri berpendapat sebagai berikut :

Artinya, “Informasi: Apakah boleh atau tidak membaca (mengirim) Surat Al-Fatihah untuk Nabi Muhammad SAW? Al-Ajhuri mengatakan, masalah ini menurut kami (kalangan Malikiyah) tidak ada nashnya. Sementara pendapat yang muktamad di kalangan Syafi‘iyah membolehkannya (kirim Surat Al-Fatihah untuk Nabi Muhammad SAW). Kami merujuk ke mazhab mereka sehingga hal itu tidak haram bagi kami. Orang sempurna tetap menerima peningkatan kesempurnaan sebagaimana dikatakan Syekh Ahmad Tarki dalam Hasyiyah Al-Kharasyi,” (Lihat Syekh Ihsan M Dahlan Jampes, Sirajut Thalibin ala Minhajil Abidin, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], juz I, halaman 14).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: