Selain Punya Nilai Filosofi, Rumah Limas Ciri Khas Wong Palembang Melambangkan Kasta
Rumah Limas Palembang.--
Konon, masyarakat membangun rumah Limas pada hari Senin karena dianggap hari itu bertepatan dengan hari dimana Nabi Muhammad Rasullullah dilahirkan.
Nilai religius juga dapat dilihat pada jumlah anak tangga yang selalu dalam hitungan ganjil.
Diyakini, bahwa jumlah ganjil dapat membawa keberkahan bagi pemilik rumah yang menempatinya.
Sebaliknya, apabila berjumlah genap konon keluarga yang menempati akan mengalami banyak kesulitan.
Masih dalam hal pembangunannya, pembangunan rumah Limas yang sebagian besar terbuat dari kayu yang berkualitas baik, seperti Unglen, Tembesu, Merawan tersebut diusahakan agar menghadap ke arah timur.
Kemudian, filosofi selanjutnya yakni mengenai pendirian rumah Limas berbentuk panggung merefleksikan beragam nilai yang hidup dalam masyarakat Palembang.
Diantaranya yaitu nilai budaya, religius dan sosial, nilai-nilai tersebut merupakan sebagai manifestasi dari kearifan lokal masyarakat.
Lalu yang terakhir yakni nilai filosofi sosial, yang mana dapat dilihat pada keberadaan ke kijing atau tingkatan teras rumah.
Setiap kijing atau undakan menjadi simbol perbedaan garis keturunan asli masyarakat Palembang, pada saat ada undangan pesta adat didalam Rumah Limas.
Tingkatan kijing pertama merupakan teras paling rendah, merupakan tempat berkumpulnya golongan keturunan Palembang bergelar Kemas.
Sedangkan kijing kedua lebih tinggi dari kijing pertama merupakan tempat berkumpulnya para Kiagus dan Masagus.
Dan kijing ketiga merupakan tempat untuk golongan bergelar Raden beserta keluarganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: