Kontroversi Ponpes Al Zaytun Belum Selesai, Dikabarkan Muncul Aliran Sesat 'Bab Kesucian' Melarang Salat

Kontroversi Ponpes Al Zaytun Belum Selesai, Dikabarkan Muncul Aliran Sesat 'Bab Kesucian' Melarang Salat

Yayasan Nur Mutia Makrifatullah ini dipimpin oleh seorang yang dianggap sebagai sesepuh bernama Wayang Hadi Kusumo--

BACA JUGA:Polres Ogan Ilir Minta Warga Desa Kuang Dalam Timur Tenang, Aliran Sesat Raja Adil Bakal Diatasi Persuasif

Diduga aliran Hakikinya Hakiki ini diduga menjamin para pengikutnya bakal masuk surga oleh seorang pemimpin atau disebut dengan Karaeng.

Diduga aliran kesesatan lainnya dari Hakikinya Hakiki Makassar ini, penganutnya mengaku pernah bertemu Tuhan dan Nabi Muhammad SAW dalam tidurnya.

Parahnya lagi, disebutkan bahwa ibadah serta gelar haji tidak perlu lagi pergi ke Mekkah dan bisa didapatkan langsung dari gurunya.

Dari kabar yang beredar juga, niat sholatnya juga diduga telah bertentangan dengan ajaran agama Islam pada umumnya.

BACA JUGA:Tim PAKEM Ogan Ilir Gelar Rakor, Tentukan Langkah Apa yang Diambil, Mengatasi Masalah Aliran Sesat Raja Adil

Jauh sebelum dua aliran tersebut bikin heboh publik, berdasarkan informasi yang dihimpun pada tahun 2014 juga membuat heboh masyarakat Cirebon.

Ada salah satu aliran agama yang dinila aneh dan sesat, yang mana pemimpinnya mengakui dirinya sebagai Tuhan hingga berkedok Pondok Pesantren bernama Al Maghfurllah.

Kemudian melarang warga sekitar untuk shalat di masjid, pemimpin pondok pesantren inilah yang menentukan ibadah, karena tanpa izinnya ibadah yang dilakukan pengikutnya akan sia-sia dan dianggap berdosa.

Adapun nama pimpinan pondok pesantren Al Maghfurrlah diketahui bernama Kyai Kaharudin Abdul Qodir Jaelani.

BACA JUGA:Selain Raja Adil, Ini Aliran Sesat dan Terlarang yang Pernah Ada di Ogan Ilir, Namanya Amanat Keagungan Ilahi

Yang bikin lebih parah lagi, kalau pimpinannya ini adalah seorang perempuan, sang pimpinan Ponpes ini bakal menyuruh pengikutnya untuk mengambil wanita tersebut serta disuruh untuk melayaninya.

Kabarnya, pesantren tersebut sudah ada sejak tahun 2007 silam.

Warga masyarakat sekitar pernah menolak dan melarang menyebarkan ajaran agama tersebut, namun aktifitas yang ada di Ponpes tersebut tetap saja dilakukan.

Saat hendak ditemui warga, pemimpin pondok pun menolak untuk keluar hingga pada akhirnya pimpinan beserta para pengikutnya diusir paksa oleh pihak desa dan warga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: