Modifikasi Cuaca di Wilayah Sumsel Diperpanjang hingga 17 Oktober 2023, Berharap Hujan Turun
Kebakaran hutan dan lahan di Sumsel terus terjadi akibat kekeringan.--dok : sumeks.co
PALEMBANG, SUMEKS.CO - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan kembali melakukan modifikasi cuaca agar turun hujan. Dengan teknik modifikasi cuaca (TMC) sebagian daerah sudah turun hujan beberapa hari terakhir.
Hal itu diungkapkan Kepala Pelakasana BPBD Sumsel M Iqbal Alisyahbana kepada awak media di Palembang pada Jumat, 13 Oktober 2023.
Iqbal menjelaskan, TMC diperpanjang mulai tanggal 13 sampai 17 Oktober 2023. Perpanjangan TMC dilakukan agar hujan kembali turun di sejumlah wilayah Sumsel.
"Alhamdulillah kita dapat perpanjangan atas usaha dan aupaya dari Pak Pj Gubernur. Karena beliau meminta kepada pusat kita diperpanjang sampai tanggal 17 Oktober ini. Tentunta juga karena dari BMKG ada potensi awan hujan di tanggal-tangal tersebut," jelasnya.
BACA JUGA:Ribuan Jemaah Melaksanakan Salat Istisqa di Halaman Kantor Gubernur Sumsel
Iqbal menuturkan, TMC dilakukan sangat efektif sejak hari pertama. Oleh karena itu, terdapat beberapa wilayah di Sumsel sudah turun hujan.
Dengan turunnya hujan hingga membuat ISPU di Palembang menurun dan titik hotspot berkurang.
"Alhamdulillah dari yang kemarin sangat Efektif, kita bisa lihat dari titik hotspot, ISPU juga mengalami penurunan yang jauh dikarenakan ada beberapa kabupaten yang sudah turun hujan seperti OKI, OI, Muaraenim, Banyausin, Muba, Linggau, Mura dan PALI, itu sudah mendapatkan hujan," tuturnya.
Selain itu, Iqbal menambahkan bahwa TMC akan dilakukan tiga kali sehari, tetapi frekuensinya tergantung pada potensi awan hujan.
BACA JUGA:Upaya PJ Walikota Palembang Ratu Dewa Atasi Karhutla, Dirikan Posko Hingga Beri Insentif
"Tergantung potensi seperti yang saya sebutkan tadi, kadang-kadang maksimal tiga kali sehari, tergantung awan hujan," tambahnya.
Kendati demikian, Iqbal menyebutkan bahwa upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah melibatkan personel dari TNI, Polri, BPBD, dan Manggala Agni yang melakukan penebangan di titik-titik rawan karhutla.
Selain itu, penanganan karhutla dilakukan dengan pendekatan yang berbeda karena lahan yang terbakar terdiri dari lahan gambut dan lahan mineral.
Penanganan Karhutla terbagi menjadi dua kategori lahan, yaitu gambut dan mineral, dengan pendekatan penanggulangan yang berbeda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: