Kenangan Gubernur Jenderal Inggris, 4 Anaknya 'Ditinggal' di Bengkulu, Abadikan Nama di Jalan Singapura
Sir Thomas Stamford Raffles punya kenangan yang mendalam dengan Bengkulu.--
Raffles percaya bahwa Inggris perlu mencari jalan untuk menjadi penguasa dominan di wilayah ini. Salah satu jalan ialah dengan membangun sebuah pelabuhan baru di Selat Malaka.
Pelabuhan Inggris yang sudah dulu ada yaitu Pulau Pinang terlalu jauh dari Selat Melaka, sedangkan Bengkulu menghadap ke Samudra Hindia.
Usaha Raffles menyakinkan EIC untuk mencari wilayah untuk pelabuhan baru berhasil.
Kemudian Raffles tiba di Singapura kembali tahun 1819. Dia menemukan sebuah perkampungan kecil di muara Sungai Singapura yang diketuai oleh seorang Temenggung Johor.
Pulau itu dikelola oleh Kesultanan Johor. Namun keadaan politiknya tidak stabil. Raffles sadar dapat memanfaatkan keadaan ini, kemudian ia pun mendukung Tengku Hussein untuk menjadi Sultan.
Namun Tengku Hussein membolehkan Inggris membuka pelabuhan di Singapura. Sebagai balasan Inggris akan membayar upeti tahunan kepada Tengku Hussein.
Traktat London yang ditandatangani tahun 1824 memperkuat kekuasaan Raffles atas pulau kecil ini, ia lalu meninggalkan posnya di Bengkulu, kemudian mendirikan Singapura dan menjadikannya sebagai pelabuhan dagang yang besar.
BACA JUGA:WOW! Nikmatnya Lontong Tunjang Khas Bengkulu, Yuk Intip Cara Membuatnya
Pendudukan Inggris di Provinsi Bengkulu yang dimulai dari tahun 1685 berakhir tahun 1825. Berakhirnya kehadiran Inggris di Bengkulu sebab adanya perjanjian antara Kerajaan Inggris dengan Kerajaan Belanda.
Dalam perjanjian tersebut, Bengkulu yang tadinya merupakan jajahan Inggris, ditukar dengan Singapura ditambah Malaka dan Pulau Pinang, yang sebelumnya merupakan milik Belanda. Jadi Belanda mendapat Bengkulu, sebaliknya Inggris memperoleh Singapura, Malaka, dan Pulau Pinang atau Penang di Malaysia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: