3 Keunikan Penamaan Lokasi Di Kota Palembang, Yuks Simak Penjelasannya

3 Keunikan Penamaan Lokasi Di Kota Palembang, Yuks Simak Penjelasannya

Alun-alun Kota Palembang, Benteng Kuto Besak.--dok : sumeks.co

BACA JUGA:5 Fakta Sungai Musi Palembang, Sungai Terpanjang kedua di Pulau Sumatera

Kepala kampung dalam memimpin diberi upah atau gaji dari Belanda. Tugasnya kepala kampung, mereka mengatur warga dan menarik pajak. 

Setelah beberapa tahun, terdapat wilayah yang warganya sedikit dan tempatnya kecil. Jadi Belanda menggabungkan wilayah tersebut dengan lainnya. 

Seperti contohnya 3/4 Ulu, 9/10 Ulu. Selain digabung, ada juga kampung yang dihilangkan.

Misalnya, 4 Ilir, 6 Ilir, 7 Ilir tidak ada. Penyebabnya ialah ketertarikan Pemerintah Kolonial Belanda untuk menghapusnya karena wilayah itu kecil. Serta wilayah tersebut tidak menghasilkan target pajak yang ditetapkan Belanda. 

BACA JUGA:Nama Sungai Musi Palembang Ternyata Berasal dari Bajak Laut Cina, Miliki Arti yang Istimewa

"Belanda juga tidak setra merta langsung merubah keputusan. Melainkan perlahan, apa yang perlu diubah, maka diubah oleh mereka. Jadi intinya kampung-kampung yang tidak ada lagi di Palembang itu karena wilayahnya kecil, penduduk dikit sehingga pajak yang diterima tidak banyak maka dihapuskan," tukasnya. 

3. Beda Penyebutan Lokasi dengan Nama Jalan

Masyarakat Palembang seringkali menyebutkan penamaan jalan yang berbeda. Hal itu dikarenakan jalan tersebut tidak terkenal. 

Seperti Jl Srijaya Negara tetap disebut Bukit oleh warga Palembang. Selain itu Jl Pom IX umumnya disebut kampus. Dikarenakan dijalan tersebut banyak anak-anak kuliahan. 

BACA JUGA:Perahu Ketek, Moda Transportasi di Sungai Musi Palembang yang Nyaris Hilang

Masih banyak lagi nama jalan yang beda penyebutannya. Alasannya karena jalan tersebut kurang dikenal masyarakat.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: