Iki Palek Tradisi Potong Jari dari Suku Dani Lembah Baliem Papua yang Mengerikan Tapi Bermakna

Iki Palek Tradisi Potong Jari dari Suku Dani Lembah Baliem Papua yang Mengerikan Tapi Bermakna

Suku Dani yang memiliki tradisi mengerikan sekaligus sarat akan makna yakni Iki Palek atau potong jari.--

Iki Palek Tradisi Potong Jari dari Suku Dani Lembah Baliem Papua yang Mengerikan Tapi Bermakna

SUMEKS.CO - Lembah Baliem, Papua, terdapat Suku Dani yang memiliki tradisi mengerikan sekaligus sarat akan makna. Tradisi tersebut adalah Iki Palek atau potong jari.

Tradisi Iki Palek atau memotong jari bagi Suku Dani, memang terbilang mengerikan. Akan tetapi, bagi warga Suku Dani, tradisi ini memiliki makna yang mendalam, yakni, kesetiaan. 

Tradisi Iki Palek atau Potong jari tersebut dilakukan untuk mengungkapkan kesetiaan dan rasa kehilangan yang mendalam terhadap anggota keluarga yang telah meninggal dunia.

BACA JUGA:Heboh! Kembalinya Aliran Sesat Puang Nene Bone, Larang Pengikutnya Salat Hingga Sembah Berhala

Bagi Suku Dani, ketika ada anggota keluarganya yang meninggal dunia, maka diharuskan memotong jarinya. Sebagian besar, yang melaksanakan pemotongan jari itu adalah wanita.

Warga Suku Dani yang berjenis kelamin laki-laki sebenarnya melakukan pula tradisi tersebut. Akan tetapi, para pria lebih memilih memotong kulit telinga mereka. 

Pemotongan jari ataupun kulit telinga yang dilakukan para wanita maupun pria dari Suku Dani ini, untuk menunjukkan rasa kesedihan mereka ditinggal oleh anggota keluarga yang sangat berarti. 

Adapun prosesi yang dijalankan untuk tradisi Iki Palek bagi warga Suku Dani, yakni, seorang wanita akan memotong jari mereka dengan menggigit sampai jari putus. Terkadang dilakukan dengan kapak atau pisau.

BACA JUGA:Asyik Berswafoto, Hp Disambar Ikan Laut, Netizen: Copet Laut

Untuk mengurangi darah yang keluar, jari akan dililit dengan benang. Mereka mengikat jari dengan benang sampai aliran darah berhenti dan jari menjadi mati rasa, kemudian baru dipotong.

Sementara untuk laki-laki, mereka akan memotong daun telinga menggunakan bilah bambu yang tajam. Tradisi memotong daun telinga disebut dengan tradisi Nasu Palek. Apabila tidak bisa melakukannya sendiri, maka akan dibantu oleh kerabat dan tidak ada upacara khusus.

Asalkan jari sudah terputus, maka tradisi Iki Palek telah terlaksana. Luka akan dibalut dengan daun dan diperkirakan satu bulan kemudian luka akan mengering serta menjadi sembuh.

Jika yang meninggal adalah orang tua maka dua ruas jari yang dipotong. Apabila sanak saudara, maka hanya satu ruas jari yang dipotong. Sebelum dipotong, mereka yang jarinya akan dipotong membaca mantra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: