HOT INFO, Cabai di Sumsel Tak Lagi ‘Pedas’, Petani Merugi Harus Banting Harga, Ternyata Ini Penyebabnya

HOT INFO, Cabai di Sumsel Tak Lagi ‘Pedas’, Petani Merugi Harus Banting Harga, Ternyata Ini Penyebabnya

Harga cabai di Sumsel tak lagi ‘pedas’, petani merugi harus banting harga. foto: dok jpg/sumeks.co.--

Kadang sering naik drastis. Tapi kemudian terjun menukik. Karena itulah cabai merah disebut rajanya hortikultura.

BACA JUGA:Harga Cabai di Palembang Naik, Hanya Telur Ayam Ras Stabil

“Kadang kalau harga hancur-hancuran seperti sekarang ini, petani ada yang sampai gulung tikar. Tapi kalau harga lagi tinggi, semua utang bisa kita lunasi,” beber dia.

Syafaat berikan gambaran. Satu hektare tanaman cabai perlu modal sekitar Rp30-35 juta.

Mulai biaya garap lahan, pembibitan, perawatan hingga pemanenan.

Sedangkan dalam satu hektare lahan cabai merah, estimasinya menghasilkan sekitar 1-2 ton sekali panen.

BACA JUGA:Update Info Harga Sayur Mayur, Selasa, 24 Januari 2023, Cabai Belum Stabil Tapi Bawang Merah Turun

“Kalau harga merosot terus, pasti tekor. Rp30-35 juta itu modal pokok. Belum upah petik, upah garap dan lainnya,” timpalnya.

Sebagian petani cabai tak bisa bertahan harga. Mereka kadang pinjam modal dari bos pengepul. 

“Kalau dapat harga Rp20 ribu/kg itu sudah balik modal. Tapi kalau Rp12 ribu, kami makan modal,” keluhnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Ade Mairi, menegaskan cabai merah memang sering alami fluktuasi harga.

BACA JUGA:Harga Cabai Belum Stabil, Berikut Update Harga Sayur Mayur, Senin, 30 Januari 2023

“Karena tak banyak petani tanam cabai merah. Sehingga untuk pemenuhan kebutuhan pasar masih bergantung dari luar,” jelasnya.

Di Pasar Indralaya, Ogan Ilir, harga jual cabai juga merosot. 

“Untuk cabai merah keriting sekarang cuma Rp22 ribu dan cabai hijau Rp15 ribu/kg. Kalau cabai rawit merah Rp29 ribu,” ujar Laili, seorang pedagang, di sana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: