Bayi yang Dikerumuni Semut di Depan SPBU Tangga Takat Diadopsi Pasangan Personel Polda Sumsel

Bayi yang Dikerumuni Semut di Depan SPBU Tangga Takat Diadopsi Pasangan Personel Polda Sumsel

Ipda Hendri Prayudha, dan istrinya Ipda Arini Yulia (menggendong bayi) mengadopsi bayi laki-laki yang ditemukan di depan SPBU Tangga Takat dan telah dikerumuni semut Jumat pagi. Foto: dokumen/sumeks.co--

"Setelah mengetahui kondisi ibu bayi, kita menyarankan kepada keluarga untuk membawa kembali ke RS Ernaldi Bahar,” katanya.

BACA JUGA:Bayi Laki-laki Dikerumuni Semut Ditinggal di Depan SPBU Tangga Takat Palembang

Dan dari hasil mediasi yang dilakukan, telah disepakati ke depannya bayi bernama Raska Aditya diadopsi oleh orang tua baru. 

"Kebetulan yang akan mengadopsi adalah kedua polisi yang menyelamatkannya pagi tadi. Dari kondisi keluarga bayi sendiri tidak ada yang sanggup mengadopsinya," tukasnya.

Sebelumnya diketahui, ibu kandung dari Raskah, bayi yang ditemukan di pinggir Jalan A Yani, pesisnya di depan SPBU Tangga Takat, Jumat pagi tadi dijemput tim Opsnal Unit 2 Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel.

Weni Agustin (35), dijemput polisi di indekosnya yang berada di komplek Jakabaring Sport Center atau tepatnya di belakang Bank Sumsel Babel. 

BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, Bayi yang Dikerumuni Semut di Depan SPBU Tangga Takat Dijemput Keluarga di Polda Sumsel

Selain itu, petugas juga menjemput orang tuanya Abdul Hamid (58)dari rumahnya di Gang Famili Setia, Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang. 

Kepada polisi, Abdul Hamid menjelaskan kejadian anaknya meninggalkan cucunya itu bukan kali pertama. 

"Kejadian ini sudah yang ketiga kali. Pertama di Bandara SMB II, kedua di Klinik LKC Dompet Dhuafa yang di kawasan 7 Ulu, dan ini yang terakhir,” terang Abdul.

Dirinya juga membenarkan jika anak sulungnya itu mengalami gangguan kejiwaan sejak berpisah dengan suaminya. 

BACA JUGA:Warga Muara Enim Menggali Kubur, Malah Temukan Mayat Bayi Dalam Kardus

Ditambah lagi, anaknya yang kedua meninggal dunia pada tahun 2018 lalu.

"Anaknya yang kedua meninggal dan tidak lama istri saya (ibu Weni) juga meninggal dunia, menambah depresi. Diajak berobat dia tidak mau," terangnya.

Abdul Hamid juga mengungkapkan kewalahan, lantara dia sendiri berprofesi sebagai seorang ojek pengkolan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: