Cuaca Ekstrim, BPBD OKI Siaga Cegah Karhutla
Listiadi Martin. foto: niskiah sumeks.co--
KAYUAGUNG, SUMEKS.CO - Tahun ini, musim kemarau diprediksi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lebih ekstrim dibanding tahun lalu.
Menanggapi hal itu pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten OKI bersama pemangku kepentingan yakni OPD, Forkopimda, dunia usaha, unsur akdemisi, masyarakat dan lainnya, segera melaksanakan rapat.
"Kita dalam waktu dekat ini segera rapat kerja dengan OPD dan pemangku kepentingan untuk menghadapi musim kemarau yang ekstrim tahun ini," kata Kepala BPBD OKI, Listiadi Martin.
Dijelaskan Listiadi, dengan adanya rapat kerja diketahui kesiapan dalam menghadapi musim kemarau yang sering menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Apalagi Kabupaten OKI banyak terdiri lahan gambut yang tersebar dan rentan terbakar di musim kemarau. Dimana tahun ini musim kemarau panas ekstrim diramal seperti tahun 2019.
"Sebenarnya kita telah siaga lebih awal dalam menghadapi musim kemarau untuk siaga karhutla di OKI," ujarnya.
Diungkapkan Listiadi, untuk saat ini hujan masih ada turun tetapi dengan intensitas rendah. Kemudian beberapa hari belakangan sering panas, tetapi untuk hotspot atau titik api terpantau masih di bawah confidence.
"Untuk dua pekan ke depan personel BPBD akan segera patroli dalam pencegahan Karhutla. Terutama di kecamatan dan desa-desa yang rawan karhutla," terangnya.
Masih kata Listiadi, untuk desa yang tidak terjadi karhutla bisa saja tahun ini terjadi. Sehingga bisa diprediksi ada desa-desa yang masuk dalam kategori rawan karhutla.
"Tetapi desa-desa ini tetap pada kecamatan yang sama hanya berbeda desa saja," kata Listiadi.
Ditambahkannya, pihaknya selalu menghimbau masyarakat agar tidak membuka lahan pertanian dengan cara membakar. Dengan alasan ada tindakan hukum dan sebagainya.
BACA JUGA:Rawan Karhutla, Kabupaten Banyuasin Terbantu Curah Hujan Tinggi
"Apabila membuka lahan pertanian dengan membakar jelas terjadi karhutla dan bisa menyebar menjadi lebih luas. Serta dampak yang timbulkan akibat kebakaran tersebut," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: