Marak Oknum Pejabat Pamer, Wali Kota Prabumulih Larang ASN Bergaya ‘Hedon’
Wali Kota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM mengaku untuk di Prabumulih tak ada yang bisa dipamerkan. Foto: dokumen/sumeks.co-Foto: Dian Cahyani/sumeks.co-
Marak Oknum Pejabat Pamer, Wali Kota Prabumulih Larang ASN Bergaya ‘Hedon’
PRABUMULIH, SUMEKS.CO - Saat ini, marak pemberitaan oknum pejabat yang digaji dari uang negara justru menampilkan hidup mewah alias bergaya hedon.
Menyikapi hal itu, Wali Kota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM mengaku untuk di Prabumulih tak ada yang bisa dipamerkan.
"Ku raso dak katek yang nak dipamerkan, hidup sederhana semua pegawai," ujarnya dibincangi belum lama ini.
Walaupun tidak diimbau sekaligus, pun tak ada yang bisa dipamerkan. "Paling-paling galak melok aku ke Batam, cari barang KW," sambungnya tersenyum.
Senada diungkap Wakil Wali Kota Prabumulih, H Andriansyah Fikri SH menerangkan, para pegawai di lingkungan Pemkot Prabumulih harus memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, terutama sebagai pejabat yang menjadi publik figur.
"Terutama dalam kondisi situasi ekonomi saat ini, tidak usahlah kita memamer-amerkan sesuatu walaupun didapat dari uang pribadi, dari kebun dan dari kekayaan mereka," terangnya.
Lebih lanjut, Wawako dua periode itu menghimbau kepada mereka yang dipercayai untuk memegang jabatan, harus tahu dengan kondisi masyarakat.
"Di saat masyarakat banyak yang kelaparan, kita pamer foto di luar negeri, kita pamer foto "Rubitol" nah itu yang harus dihindari, sebaliknya tempatkan diri kita sesuai dengan mereka, supaya kita juga merasakan," sambungnya.
BACA JUGA:Honorer/PHL Dihapus 23 November 2023, Wali Kota Prabumulih Surati Presiden Jokowi
Fikri juga menghimbau, jangan merasa kita selalu tinggi. Seperti istilah pepatah, tak selama nya daun selalu tinggi, karena adakalanya daun itu akan gugur dan roda itu akan selalu berputar.
Bagaimana kalau masih ada ASN bergaya hedon? Pria yang pernah menjabat ketua DPRD Prabumulih itu mengaku, akan menyarankan ke Wali Kota untuk ditegur atau bahkan sampai dikenakan sanksi.
"Jadi kita harus mengerti keadaan masyarakat. Kalau masih ada masyarakat yang kelaparan dan sebagainya, janganlah kita bergaya hidup mewah," tukasnya. (chy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: