Motor Listrik di Indonesia Mendesak, Teknologi Sederhana Mudah Bagi Pemain Baru, Jangan Hanya Jadi Importir
SPG MDP IT & Electronic Super Store mempromosikan sepeda motor listrik Alessa EX3000 yang ditawarkan 2 tipe, yaitu tipe bundled three dan tipe witt battery rental. foto: kris samiaji/sumeks.--
Selain itu, jelasnya, pemerintah memang sedang mengembangkan industri listrik terintegrasi dari hulu ke hilir.
Upstream-nya adalah produksi mineral, midstream-nya pembuatan baterai dan di hilir pembuatan motor.
“Jadi, ekosistemnya sedang dibangun. Kalau ini sudah terbentuk, kita lihat pada 2024-2025 sudah produksi. Kalau industri sudah terbentuk, pengguna di hilir bisa lebih cepat lagi,” katanya.
Pengguna sepeda motor saat ini, menurut dia, potensial menjadi pengguna motor listrik roda dua di masa depan.
Populasinya pun cukup besar. Dari catatan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), sepeda motor mencapai 126,99 juta.
Setiap tahun, permintaan sepeda motor juga meningkat. Sepanjang 2022, misalnya, menurut Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), penjualan motor domestik meraih 5,2 juta unit.
Di sisi lain, imbuhnya, ke depan, penggunaan motor listrik dapat mempercepat transformasi industri otomotif, mendukung ketahanan energi, serta penurunan emisi gas rumah kaca, selaras dengan target Net Zero pada 2060.
Tetapi, menurut Fabby, jika ingin tercapai target NZE pada 2060 maka pada 2030 sebanyak 65 persen kendaraan motor bakar harus disubstitusi kendaraan listrik. (fad)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: