Berkat Atap Jembatan di Desa Tanjung Raja, Petani Bisa Panen Padi 2 Kali Setahun, Bahkan Tiga Sampai Lima Kali

Berkat Atap Jembatan di Desa Tanjung Raja, Petani Bisa Panen Padi 2 Kali Setahun, Bahkan Tiga Sampai Lima Kali

Atap Jembatan Desa Tanjung Raja menggunakan PLTS atap yang berfungsi memproduksi listrik dari tenaga surya untuk menggerakkan pompa air mengairi sawah petani. foto: pt ba/sumeks.co.--

setelah menghidupkan power inverter, mesin penggerak pompa air dalam sebuah box biru.

Air deras mengalir dengan debit (kecepatan) 30 liter per detik dari pipa-pipa saluran air sepanjang 1 km.

BACA JUGA:Bukit Asam Bangun PLTS Irigasi untuk 150 Hektar Sawah di Lampung Tengah

BACA JUGA:PLTSa Masih Tahap Survei

Pipa itu ditanam di tanah kedalaman 1-1,5 meter. 

Pompa itu menyedot air dari sungai Enim, yang selanjutnya didistribusikan ke sawah petani seluas 30 hektare. 

Kalau mengangkut air untuk mengairi sawah tentu petani tak akan sanggup. 

Selain jaraknya jauh melewati kebun, ilalang dan jalan raya, juga menanjak ke atas setinggi 30 meter dan irigasi persawahan butuh air yang banyak.

BACA JUGA:Bukit Asam Bangun PLTS Irigasi untuk 150 Hektar Sawah di Lampung Tengah

BACA JUGA:PLTSa Masih Tahap Survei

“Sebelum adanya PLTS irigasi, kami hanya mengandalkan sistem tadah hujan untuk sawah padi,” katanya. 

Namanya bergantung dengan alam, jadi tidak tentu. Panen hanya bisa satu kali setahun. 

Dengan masa tanam saat musim hujan, sekitar September-April.

Masuk musim kemarau, lanjutnya, masyarakat berhenti bercocok tanam karena tanpa pengairan potensi gagal panen.

BACA JUGA:Bukit Asam Bangun PLTS Irigasi untuk 150 Hektar Sawah di Lampung Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: