Pertempuran 5 Hari 5 Malam Peristiwa Perlawanan Tentara Indonesia, Begini Sejarahnya

 Pertempuran 5 Hari 5 Malam Peristiwa Perlawanan Tentara Indonesia, Begini Sejarahnya

Peringatan pertempuran lima hari lima malam di Palembang, Minggu, 1 Januari 2023.-Naba-

BACA JUGA:Pantau Keamanan Malam Tahun Baru, Gubernur Sumsel Imbau Masyarakat Jauhi Hal Negatif

Perang dihentikan setelah terjadinya kesepakatan gencatan senjata dari Indonesia dan Belanda. Namun, belum 1 jam persetujuan berjalan, Belanda justru mendatangkan 2 pesawat tempur udara, yaitu B-52 Mitcel untuk mengawal kereta berlapis baja yang membawa amunisi.

Tindakan yang dilakukan Belanda tersebut dianggap provokasi yang menyebabkan pertempuran kembali pecah. Pasukan republik kemudian lebih gencar dalam melakukan serangan.

Hari kedua dan ketiga, Belanda kembali menyerang pusat pertahanan republik di area Masjid Agung Palembang. Serbuan tersebut bisa dihalau oleh pasukan Batalyon Geni bersama beberapa laskar pejuang.

Datang bala bantuan untuk Belanda namun dapat disergap oleh kesatuan yang dipimpin oleh Lettu Wahid Luddien. Pertempuran terus berlanjut di jantung Kota Palembang yang mengakibatkan banyak kehancuran.

BACA JUGA:Jembatan Ampera Ditutup hingga Pukul 01.00 WIB Dini Hari, Silakan Lewati Jalan Alterantif Ini

Belanda yang tak mau kalah kemudian mengerahkan kendaraan-kendaraan tempur berlapis baja, pesawat udara, bahkan kapal perang yang menyerang dari Sungai Musi, untuk membombardir Kota Palembang.

Pada hari keempat, datang bantuan dari Lampung untuk kaum pejuang di Palembang yang dipimpin oleh Mayor Noerdin Pandji, juga bantuan dari Lahat di bawah pimpinan Letjen Harun Sohar.

"Namun sayangnya, lantaran persenjataan Belanda lebih canggih dan modern, pasukan republik yang mulai kehabisan stok amunisi dan logistik akhirnya kewalahan akhirnya terpaksa mundur menjelang hari kelima," tutur Dedi.

Kendati demikian, Dedi menyebutkan, akhir pertemluran dilakukan pertemuan antara pimpinan sipil dan militer dari kedua belah pihak untuk membicarakan gencatan senjata setelah 5 hari pertempuran sengit berlangsung di Kota Palembang.

BACA JUGA:Situasi Terkini di Kawasan Jakabaring Menjelang Pergantian Tahun Baru Terpantau Ramai

Pihak Indonesia mengirimkan Adnan Kapau (A.K.) Gani, mantan Residen Sumatera Selatan yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran di Kabinet Sjahrir III, untuk menggelar perundingan dengan Belanda.

"Kesepakatan gencatan senjata antara pemerintah Indonesia dan pihak Belanda ini mengakhiri pertempuran 5 hari 5 malam di Palembang," tukasnya.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: