Pertempuran 5 Hari 5 Malam Peristiwa Perlawanan Tentara Indonesia, Begini Sejarahnya
Peringatan pertempuran lima hari lima malam di Palembang, Minggu, 1 Januari 2023.-Naba-
PALEMBANG, SUMEKS.CO - Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang merupakan peristiwa perlawanan tentara Indonesia terhadap serangan pasukan tentara Belanda.
Pertempuran itu terjadi cukup lama, yakni selama lima hari berturut-turut sejak tanggal 1 hingga 5 Januari 1947.
"Ini merupakan pertempuran dahsyat di Kota Palembang dan Nusantara secara keseluruhannya karena melibatkan perang darat dan perang laut," kata Sejarahwan Sumsel Dedi Irwanto kepada SUMEKS.CO di Halaman Museum Monpera, Minggu 1 Januari 2023.
Dedi Irwanto menjelaskan awal insiden yang terjadi pada 1 Januari 1947 karena Belanda melanggar garis demarkasi di sekitar benteng yang kemudian melakukan penembakan atau serangan.
BACA JUGA: Teaterikal Warnai Peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang
Akhirnya pihak kita pun mengadakan pembalasan sehingga kota Palembang menjadi panas.
"Berdasarkan perundingan dengan badan-badan perjuangan, kemudian diputuskan untuk mencegah Belanda menguasai Palembang harus diadakan serangan langsung kepada pertahanan Belanda antara lain, Rumah Sakit Charitas, Gedung Borsumij, 13 Ilir, Boombaru, Handelsaken, 28 Ilir, Talangsemut, Baguskuning, Plaju dan Benteng," jelasnya.
Lanjut Dedi, serangan hari pertama dan kedua berjalan baik tapi dalam serangan hari ketiga Belanda telah mengerahkan seluruh kekuatannya baik darat, laut maupun udara.
Tembakan gencar dilakukan ke perbagai penjuru dan rumah-rumah penduduk juga menjadi sasaran.
BACA JUGA:PPKM Dicabut, Gubernur Sumsel Yakin Ekonomi Tumbuh
"Perimbangan senjata antara pasukan kita dengan Belanda jauh berada di bawah. Kekuatan kita yang paling ampuh adalah kesadaran nasional yang mendalam dengan satu tekad “Merdeka atau Mati”.
Akhirnya pada 5 Januari 1947 ada perintah penghentian tembak menembak dari Panglima Divisi Garuda II Bambang Utoyo dan Gubernur Sumatera Selatan Dr. A.K. Gani. Gencatan senjata pun dilangsungkan pada 6 Januari 1947 mulai pukul 06.00 WIB.
"Seluruh pasukan bersenjata diperintahkan mundur sejauh 20 km dari batas kota," ucapnya.
Dedi juga menuturman pertempuran tanggal 1 Januari 1947 berhenti sementara pada pukul 15.00 WIB atau jam 3 sore setelah datang imbauan dari Panglima TRI Divisi II Kolonel Bambang Utoyo dan Gubernur Isa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: