Memaknai Perjuangan Fatmawati Soekarno di Spesial Hari Ibu, Menjahit Bendera Pusaka Ketika Hamil Tua
Ibu Fatmawati Soekarno ketika menjahit Bendera Pusaka.-Foto: arsip Kompas-
Perjuangan Fatmawati Soekarno menjahit Bendera Pusaka RI
Dikutip dari Buku yang berjudul Berkibarlah Benderaku (2003), Penulis Bondan Winarno dari laman resmi Kominfo. Saat itu Fatmawati mendengar percakapan antara Soekarno dan tokoh Kemerdekaan yang sedang mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Negara Indonesia.
Namun, Indonesia belum memiliki Bendera yang menjadi momentum terpenting saat Proklamasi Kemerdekaan. Soekarno memberikan secarik kain berwarna merah dan putih kepada Fatmawati. Ibu Negara asal Bengkulu ini pun menerimanya.
Ia lalu menjahitnya menggunakan mesin jahit Singer yang mengandalkan tangan. Karena, untuk memakai mesin jahit menggunakan kaki tidak diperbolehkan bagi Fatma yang tengah hamil besar.
Sambil meneteskan air mata, Fatmawati menjahit Bendera Pusaka dalam keadaan mengandung putra pertamanya Guntur Soekarno Putra.
Beliau menjahit Bendera di dapur rumah, dan bendera itu selesai dijahitnya dalam kurun waktu dua hari. Kemudian, Bendera tersebut diserahkan kepada Soekarno.
BACA JUGA:Resep Membuat Pendap, Makanan Tradisional Khas Bengkulu
Fatmawati Soekarno tidak hanya menjadi Ibu Negara Pertama RI, beliau merupakan Pahlawan Nasional asal Bengkulu yang berperan penting bagi Kemerdekaan.
Bendera pusaka berukuran 2x3 meter itu dikibarkan selama bertahun-tahun setelah kemerdekaan negara Indonesia. Barulah, duplikatnya dibuat dan Bendera asli disimpan oleh negara sebagai Bendera Pusaka RI.
Perempuan Cerdas dan Santun
Perjuangan inspiratif dari Fatmawati patut dijadikan contoh oleh Perempuan Indonesia. Fatmawati selalu mengenakan pakaian sopan serta selendang yang ia tudungkan di Kepalanya. Kemanapun ia pergi pakaiannya selalu dipuji Presiden Soekarno.
Selain itu, Fatmawati adalah Perempuan berpendidikan yang terkenal baik etika dan sopan santunnya. Beliau tidak sekedar patuh terhadap tradisi asli (Bengkulu), namun bisa berbaur dengan sosial culture di sekitarnya.
Sebagai Ibu Negara, Fatmawati banyak berperan dalam kepentingan kebangsaan. Bahkan, Presiden Soekarno tidak segan meminta pendapat istrinya ini.
Wafat Ketika Umroh
Tumbuh dari keluarga terpandang di Bengkulu, membentuk Fatmawati menjadi seorang perempuan yang cerdas. Fatmawari meninggal pada 14 Mei 1980, setelah menyelesaikan ibadah umroh di Arab Saudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: radarkaur.disway.id