Tragis! Buruknya Akses Jalan Paksa Ibu Muda di Kaur Melahirkan di Motor, Bayinya Meninggal
Haryani saat melahirkan di tandu kayu motor dalam perjalanan menuju Puskesmas Linau, Kaur, Selasa 14 November 2022.-Foto: dokumen/sumeks.co-
KAUR, SUMEKS.CO - Kisah yang dialami Haryani (26) warga Desa Tanjung Aur Kecamatan Maje Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu, mestinya menjadi cambuk keras pemerintah.
Haryani yang hendak melahirkan terpaksa menumpangi motor bertandu kotak kayu karena buruknya akses jalan menuju puskesmas sehingga tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.
Alhasil, ibu muda ini terpaksa melahirkan di dalam kotak kayu motor saat dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan puskesmas terdekat dari desanya.
Meski Haryani dan sang anak sempat selamat dalam proses melahirkan, Tuhan berkendak lain. Dua jam kemudian saat hendak mendapat perawatan medis, bayi perempuan malang itu akhirnya meninggal.
Kisah pilu ini terjadi Selasa, 15 November 2022, dinihari sekitar pukul 00.15 WIB.
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Pembelian Bibit Buah, Kejari OKU Tahan 4 Tersangka, Salah Satunya Oknum Camat
Informasi dilansir dari rakyatbengkulu.com, proses lahiran terjadi saat Heryani dalam perjalanan dari desa yang jauh di pelosok menuju layanan medis terdekat.
Haryani dibawa dengan tujuan layanan medis terdekat. Malang, sang bayi tak bisa diselamatkan.
Jauhnya jarak fasilitas kesehatan yang memadai, ditambah buruknya kondisi jalan membuat Haryani harus merelakan bayinya.
Kades Tanjung Aur Supriyadi menceritakan, Haryani terpaksa harus melahirkan di jalan yang penuh dengan lumpur.
BACA JUGA:Usai Antar OTD Membeli Minuman, Pelajar SMP di Musi Rawas Dilaporkan Menghilang
Heryani melahirkan di dalam kotak kayu yang mengangkutnya dari desa, menuju Puskesmas Linau yang memiliki jarak sekitar 18 kilometer.
"Tadinya, kita mau mengantar Haryani menuju proses persalinan menggunakan kendaraan roda empat. Karena jalan yang masih tanah kuning, sehingga mobil tidak bisa melintasi jalan ini. Terpaksa kita menggunakan kotak kayu, yang diletakkan di atas motor," cerita Supriyadi.
Untuk menuju Desa Tanjung Aur eks BRT ke pusat kota, ada rentang jarak sekitar 18 kilometer. Saat ini, hanya beberapa kilometer saja jalan yang sudah hotmix.
Sisanya masih berupa tanah kuning. Saat hujan, jalanan menjadi lumpur hingga membuat akses jalan semakin sulit dilalui.
BACA JUGA:Usai Periksa 3 Komisioner Bawaslu, Giliran 4 Bendahara Diperiksa Kejari Ogan Ilir
Pada saat evakuasi, baru mencapai di KM 9 atau berjarak sekitar 9 ilometer lagi dari simpang tiga BRT Pelabuhan Linau Kaur, Haryani sudah kontraksi dan melahirkan.
Dengan semua keterbatasan, bayi perempuan dan ibunya sempat lahir dengan selamat.
Hanya saja, Tuhan berkehendak lain, dua jam setelahnya. Bayi berjenis kelamin perempuan ini meninggal dunia.
Atas kejadian tersebut, pihaknya sebagai Pemerintah Desa yang mewakili warga, memohon jalan menuju eks BRT segera dibangun.
Diperkirakan, jalan rusak tersisa 7 ilometer.
"Sudah puluhan tahun masyarakat di sini menderita karena buruknya jalan menuju desa," kata Kades. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: