Mau Tahu? Ini Lho Beda Pindang Khas Palembang dan Pindang Jawa
Pindang ikan Patin khas Palembang yang berkuah.--dok:sumeks.co
Cara memasak bumbu pun kemudian berkembang. Jika sebelumnya cukup direbus, akhirnya sebagian masyarakat menumis bumbu terlebih dahulu.
BACA JUGA: Taman Kuliner Segitiga Emas, Tempat Nongkrong Kekinian di Kayuagung
Proses menumis, pertama kali dilakukan masyarakat Arab Palembang. Ditambahkan juga honje atau kecombrang.
Pindang khas Palembang juga banyak ragamnya. Meliputi Pindang Ikan Patin, Pindang Ikan Baung, Pindang Tulang (daging), Pindang Udang, Pindang Ikan Salai, Pindang Gabus serta Pindang Burung, Ayam sampai Pindang Telur.
Pindang Jawa.--dok:sumeks.co
Pindang Khas Jawa
Pindang yang dikenal masyarakat Jawa, yaitu olahan ikan dengan perebusan dan penggaraman. Bisa ditemukan di sepanjang Pesisr Pantai Utara Jawa, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ikan yang diawetkan dengan kadar garam rendah. Tidak salah juga, karena menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pindang memiliki pengertian "Ikan yg digarami dan dibumbui kemudian diasapi atau direbus sampai kering agar dapat tahan lama".
Setelah selesai dimasak, biasanya wadah dimana ikan disusun langsung digunakan sebagai wadah penyimpanan dan pengangkutan untuk dipasarkan.
BACA JUGA:Cara Membuat Telok Ukan dan Telok Abang yang Hanya Ada Saat Agustusan
Citarasa, tekstur, dan keawetan sangat khas dan bervariasi sesuai dengan jenis ikan yang digunakan, kadar garam dan lama perebusan.
Jenis ikan yang umum diolah menjadi Pindang oleh masyarakat Jawa, adalah ikan layang, selar, japu, ikan tembang, lemuru, ikan kembung, tuna, cakalang, dan tongkol.
Teknik pemasakan Pindang Jawa ada dua macam :
Pemindangan Garam
Olahan pindang dengan teknik ini, menghasilkan pindang badeng (Jawa Barat) atau pindang paso (karena menggunakan kendil atau paso tanah liat).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: