6 Permainan Anak Tradisional yang Hampir Dilupakan
Sekelompok anak di Kota Palembang bermain tungkupan. -Edy Handoko-
Permainan ini juga sering dimainkan di sekolah-sekolah. Cara memainkannya yakni, dua pemain masing-masing memegang ujung tali atau karet yang digunakan untuk main. Lalu satu orang pemain lainnya melompat melangkahi tali tersebut jangan sampai terkena kaki.
Jika kaki tersangkut ditali, atau pemainnya tidak kuat melanjutkan permainan, itu artinya si pemain kalah.
Permainan ini umumnya dimainkan anak perempuan, tapi bukan berarti anak laki-laki tidak boleh memainkannya.
BACA JUGA:Ajari Anak Makan Sayur Sejak Dini
Cak Ingkling
Permainan ini dimainkan dengan jumlah pemainnya paling sedikit 2 orang dan paling banyak 6 orang.
Setiap pemain harus memiliki pecahan keramik atau lempengan tipis yang akan dilempar ke kotak permainan berjumlah enam kotak.
Urutan permainan ditentukan dengan suit. Empat kotak hanya boleh diinjak dengan satu kaki, sedangkan dua kotak lainnya harus diinjak dengan dua kaki.
Ukuran tempat bermain sekurangnya 3 meter × 4 meter.
BACA JUGA:6 Rekomendasi Film Indonesia Wajib Tonton, Jangan Ajak Anak Ya Bunda
Polisi- Bandit
Seorang anak menjadi polisi dan ada yang menjadi maling atau bandit. Permainan ini dapat dilakukan dilapangan maupun ditempat yang luas.
Permainan ini menggambarkan kerja polisi sedang mengejar maling atau penjahat.
Pemain dibagi menjadi dua kelompok dengan setiap kelompokterdiri dari 2 orang. Satu kelompok menjadi polisi dan satu kelompok menjadi maling.
Sebelum permainan dimulai dua kelompok ini harus melakukan kesepakatan tentang batas-batas arena yang akan digunakan dalam permainan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: