Bekarang, Tradisi Khas Warga Muratara Menjelang Musim Tanam

 Bekarang, Tradisi Khas Warga Muratara Menjelang Musim Tanam

Desa Batu Gajah, Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara, turun ke sawah menangkap ikan atau Bekarang, Selasa, 25 Oktober 2022.-Zulkarnain-

RATUSAN warga di Desa Batu Gajah, Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara, turun ke sawah. Berbekal peralatan tradisional, seperti sikap, bubu bambu, tangkul atau jala, warga ramai-ramai menangkap ikan.

Aktivitas ini disebut Bekarang. Warga mencari ikan di tengah sawah lebak yang baru saja dibuka.

Warga mengaku kegiatan itu sudah menjadi tradisi di Muratara, terlebih saat pembukaan sawah atau musim tanam. 

"Sawahnya dialiri air dari sungai, banyak ikan masuk, jadi warga mencari ikan ditengah lebak. Kalau bahasa sini Ngunah atau Bekarang," tutur Apri, warga Desa Maur, Kecamatan Rupit, Selasa, 25 Oktober 2022. 

BACA JUGA: Mayoritas Warga Pengrajin Peti, Desa Karang Waru Muratara Disebut Kampung Kotak

Kegiatan itu menjadi fenomena khas di wilayah Muratara. Mayoritas lahan persawahan disini merupakan sawah tadah hujan, jadi hanya satu tahun sekali air dari sungai dialirkan ke persawahan.

Menurut Apri, di Muratara masih ada beberapa wilayah yang melakukan tradisi Ngunah. Seperti Embacang, Kecamatan Karang Jaya, Noman-Batu Gajah, dan Desa Maur, Kecamatan Rupit.

"Ikan yang di dapat jenisnya beragam, ada gabus, toman, betok, lele talang, sepat dan lainnya. Kadang ada juga udang kecil dan kepiting sawah," ungkapnya.

Apri menuturkan aktivitas Ngunah atau Bekarang sering dilakukan warga siang maupun malam hari.

BACA JUGA:Terkendala Jaringan Internet, Pelayanan Imigrasi Muratara Pindah ke Kantor Kesbangpol

"Mulai awal sawah dibuka sampai satu minggu itu masih banyak yang Bekarang, setelah itu petani mulai menggarap sawah," bebernya.

Camat Rupit Muhktaridi mengungkapkan, mengapresiasi positif kegiatan yang dilaksanakan masyarakat tersebut. Tradisi Bekarang dan penggunaan sikap dari bambu untuk menangkap ikan, saat ini sudah sangat jarang di gunakan. 

"Nenek moyang kita dulu memang awalnya nelayan, mereka mencari ikan dengan cara sederhana seperti itu, Saya apresiasi positif, karena warga masih melestarikan budaya yang ada di wilayah Kita," ucapnya.       

Muhktaridi berharap, masyarakat tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang masih lestari di Muratara, sehingga ke depan sejumlah kebudayaan itu bisa menjadi ciri khas tersendiri.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: