SUMEKS.CO - Nabi Muhammad di dalam kehidupan rumah tangganya telah melambangkan peran ayah dan suami yang sempurna.
Nabi Muhammad begitu baik dan toleran terhadap istri-istrinya sehingga mereka tidak bisa membayangkan hidup tanpa sosok Rasulullah, dan mereka juga tidak ingin tinggal jauh darinya.
Pengantin baru wajib meneladani bagaimana Rasulullah SAW membina rumah tangga, dan bersikap lemah lembut pada istrinya.
Berdasarkan kisahnya, pernah Rasulullah berniat untuk menceraikan Saudah, istri keduanya, saat berada di Makkah.
Hal ini terkait dengan adanya anggapan yang menyebut Saudah merasa bersedih dan overthingking karena Rasulullah SAW hanya disebut menikahi dirinya karena rasa kasihan terhadap dirinya.
Namun kemudian Saudah sangat sedih mendengar berita tersebut dan memohon padanya, “Ya Rasulullah, aku tidak menginginkan hal-hal duniawi darimu. Aku akan mengorbankan waktu yang diberikan kepadaku jika Anda tidak ingin mengunjungi saya. Tapi tolong jangan cabut aku sebagai istrimu. Aku ingin pergi ke akhirat sebagai istrimu. Aku tidak peduli pada hal lain” hadits riwayat Muslim.
Kejadian serupa juga pernah terjadi pada istri Rasulullah yang lain ketika dia menyadari bahwa Hafsah merasa tidak nyaman dengan situasi keuangan mereka.
“Jika dia mau, saya bisa membebaskannya,” saran ini sangat mengkhawatirkannya sehingga Hafsah meminta mediator untuk membujuk Nabi Muhammad SAW agar tidak melakukan hal tersebut.
BACA JUGA: Tiga Golongan yang Pasti Ditolong Allah SWT Sebab Ketaqwaannya, Nomor 2 Paling Mudah Dilaksanakan
Hingga dikemudian di dalam perjalanan rumah tangganya, Nabi Muhammad SAW menjadikan putri Umar bin Khattab yang setia itu sebagai istri kepercayaannya.
Semua istri-istri Rasulullah SAW memandang perpisahan dengan Rasulullah sebagai sebuah musibah, sehingga dengan tegas beliau memantapkan dirinya di hati mereka.
Para istri Nabi Muhammad SAW sepenuhnya menyatu dengannya. Mereka ikut serta dalam kehidupannya yang diberkati, lembut, dan alami.
Apabila Nabi Muhammad SAW meninggalkan mereka, mereka mungkin akan mati karena putus asa dan kesedihan yang amat mendalam.