The Real Flash! Kisah Kecepatan dan Ketepatan Sultan Muhammad Al-Fatih dalam Membangun Benteng Bogazkesen

SUMEKS.CO - Nama Muhammad Al-Fatih tentu sudah populer terutama di kalangan umat Islam.  Memiliki kisah epik mengenai kecepatan dan ketepatan pada peristiwa pembangunan benteng Bogazkesen.  

Aksi penuh strategi dalam penakhlukkan Konstatinopel cocok disematkan untuknya sebagai flash dunia nyata atau the real flash. 

Sekitar tahun 1451, Muhammad bin Murad yang merupakan Sultan Dinasti Utsmani bertolak dari ibukota Ustmani di Asia, Bursa menuju Edirne, Eropa. 

Beliau baru saja menerima amanah menjadi sultan bagi kesultanan Utsmani yang besar meraksasa. 

BACA JUGA: Kenapa Bukan Nabi Muhammad SAW? Alasan Allah SWT Memilih Nabi Isa As untuk Membunuh Dajjal Pada Hari Kiamat

Kekuatan kekuasaan Utsmani membentang dari Anatolia di kawasan Asia dan berujung di Balkan, benua Eropa. 

Kemudian ditengahnya terdapat kota Konstatinopel yang pada saat itu belum bisa ditembus sedikit pun.

Dua benua dalam satu kuasa bukanlah hal yang mudah, setiap orang yang ingin menyeberang harus melewati lautan luas selat Dardanella. 

Namun sayangnya lautan tersebut dalam kekuasaan orang-orang Italia dimana cara tersebut mereka gunakan untuk membenamkan kekuasaan muslim di Eropa. 

BACA JUGA:Sang Infanteri Terbaik Kaum Muslimin, Pujian dari Rasulullah SAW Untuk Salamah bin Al-Akwa

Termasuk sultan sendiri, kapal mereka harus menyeberang dari selat Bosporus yang memakan waktu lebih lama dibanding lewat selat Dardanella. 

Permasalahan ini pun dijadikan daftar teratas deretan masalah yang harus segera diselesaikan sepeninggal Sultan Murad II. 

Ketika dalam perjalanan melewati Selat Bosporus, Sultan Muhammad Al-Fatih melihat benteng peninggalan Sultan Bayazid. 

Nama benteng tersebut ialah Anadolu Hisari dengan tinggi 25 meter, benteng ini dibangun oleh Bayazid I tahun 1393-1394. 

Sumber: