SUMEKS.CO - Bertamu dan menerima tamu bukan hal yang asing lagi, terlebih Indonesia menjadi negara yang kental akan eratnya hubungan sosial antar sesama.
Islam pun menjunjung tinggi kekeluargaan agar umatnya senantiasa menjaga silaturahmi antar sanak saudara maupun teman.
Dalam perayaan-perayaan tertentu biasanya orang-orang akan bertamu ke rumah orang lain sebagaimana perayaan hari raya idul fitri.
Saat silaturahmi inilah orang akan berkumpul di suatu rumah untuk mengakrabkan kembali sebuah hubungan.
BACA JUGA:Amalan Agar Glow Up Luar Dalam, Bikin Semua Orang Senang Pahala Melimpah
Namun sayangnya, seringkali tidak sedikit dari umat muslim yang mengabaikan adab bertamu maupun menerima tamu.
Salah satu cabang dari iman adalah memuliakan tamu, hal ini dikarenakan memuliakan tamu merupakan tanda orang beriman.
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Sufyan bin ‘Uyainah dari ‘Amru bin Dinar dia mendengar Nafi’ bin Jubair mengabarkan dari Abu Syuraih Al Khuza’i, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa beriman pada Allah dan hari akhir hendaknya ia berbuat baik terhadap tetangganya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berbicara baik atau diam”
BACA JUGA:Sakit Karena Pandangan dari Orang Lain, Yuk Kenali Penyakit Ain dan Bahayanya
Berikut teladan yang dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai adab bertamu dan adab menerima tamu :
Adab bertamu bagi tamu
1. Mengetuk pintu secara pelan maksimal tiga kali
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya bahwa batasan untuk meminta izin atau dalam hal ini ialah mengetuk pintu batasnya adalah tiga kali.
BACA JUGA:9 Amalan Agar Didoakan Malaikat Setiap Saat, Nomor 4 Paling Banyak Dilewatkan
Dari Abu Musa Al-Asy’ary radhiyallahu‘anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah!” HR. Bukhari dan Muslim.
Ketukan ketika mengetuk pintu pun hendaknya tidak berlebihan sehingga mengganggu pemilik rumah.
Entah karena suaranya yang terlalu keras atau karena cara mengetuknya yang terkesan mengganggu pemilik rumah.
BACA JUGA:Cara Meruqyah Jin dan Setan dalam Tubuh, Dijamin Hangus Tak Membekas
Sebagaimana diceritakan oleh Anas bin Malik radhiyallahu’anhu,
“Kami di masa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku” HR, Bukhari dalam Adabul Mufrod bab Mengetuk Pintu.
2. Tidak mengintip ke dalam rumah
Tamu yang berkunjung ke rumah seseorang hendaknya tidak mengintip karena penasaran apakah ada orang didalam atau tidak.
BACA JUGA:Siapa Mush'ab Bin Umair? Tuan Muda yang Mejadi Delegasi Islam Pertama di Madinah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan sangat mencela perbuatan ini dan mengancam para pengintip.
Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
“Andaikan ada orang melihatmu di rumah tanpa izin, engkau melemparnya dengan batu kecil lalu kamu cungkil matanya, maka tidak ada dosa bagimu” HR. Bukhari Kitabul Isti’dzan
3. Mengucap salam dan memperkenalkan diri
BACA JUGA:Doa Agar Terhindar dari Masalah, 5 Amalan Ini Bisa Dikerjakan Setiap Saat, Hilangkan Kesulitan Hidup
Selain mengetuk pintu, hendaknya orang yang bertamu juga memberikan nama jelas ketika ditanya siapa oleh pemilik rumah ketika pintu belum dibuka.
Terkadang pemilik rumah ingin mengetahui siapa yang bertamu sehingga bertanya siapakah tamu yang datang.
Sebagaimana terdapat dalam riwayat dari Jabir radhiyallahu’anhu, dia berkata :
“Aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka aku mengetuk pintu, lalu beliau bertanya, “Siapa?” maka aku menjawab “Saya”. Lalu beliau bertanya, “Saya, saya?” Sepertinya beliau tidak suka” HR. Bukhari dan Muslim.
BACA JUGA:4 Doa Nabi Sulaiman Agar Dilancarkan Rezeki, Nomor 2 Paling Banyak Dicari
4. Menerima apa yang dihidangkan
Untuk menghargai tuan rumah, hendaknya seorang muslim yang menjadi tamu di rumah seseorang menikmati apa yang disuguhkan pemilik rumah meskipun hanya sedikit.
Termasuk adab bertamu adalah menyantap makanan yang dihidangkan tanpa melihat-lihat tempat yang lain.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
BACA JUGA:Bercanda Biar Gak Bikin Orang Sakit Hati, Islam pun sudah Memberikan Tuntunan
“Jika salah seorang diantara kalian di undang, hadirilah! Apabila ia puasa, doakanlah! Dan apabila tidak berpuasa, makanlah” HR. Muslim.
Meski dalam keadaan berpuasa, tidak menghalangi seseorang untuk menghindari undangan dari seseorang
5. Apabila menginap, maksimal tiga hari saja
Abu Ayyub berkata kepada Rasulullah Shallallau ‘alaihi wa sallam, “Wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku sungkan berada di atasmu sementara engkau berada di bawahku. Silahkan engkau berada di lantai atas dan kamu saja yang berdiri di lantai bawah” Rasulullah SAW berkata, “Hai Abu Ayyub, tidak mengapa, biarlah kami tetap berada di lantai bawah”.
Rasulullah SAW pun tetap tinggal di lantai bawah, sementara keluarga Abu Ayyub di lantai atas.
6. Tidak bertamu pada jam shalat dan istirahat
Terkadang sebagai seorang tamu, kita lupa jika berkunjung ke rumah kerabat atau teman pentingnya memperhatikan waktu bertamu kecuali sudah berjanji.
Misalnya seorang tamu berkunjung tepat pada jam shalat atau jam istirahat yang dapat mengganggu pemilik rumah.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakkannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya”. Para sahabat berkata : “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah SAW berkata, “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya” HR. Baihaqi.(*)