Bukti Sejarah Pasar Cinde Palembang Tidak Mencontoh Pasar Johar, Terbukti Sebaliknya karena Dibangun 1937

Selasa 26-09-2023,19:12 WIB
Editor : Julheri

“Anggapan itu salah”, tegasnya.

Sebagai sejarawan dirinya tentu sangat menyayangkan kondisi Pasar Cinde saat ini. 

Apalagi pembangunan untuk dimodernisasi juga mangkrak. 

“Pemerintah kita abai tentang pelestarian benda/kawasan cagar budaya,” katanya.

Sehingga kebijakan untuk memodernisasi Pasar Cinde ketika dilakukan pembongkaran agak kurang tepat.

BACA JUGA:Ini Deretan Saksi Sudah Diperiksa Kejati Sumsel Kasus Mangkrak Pembangunan Pasar Cinde, Belum Ada Tersangka!

Mestinya, kalaupun ada pembaruan maka cukup penambahan di areal – areal tertentu dengan bangunan yang modern. 

Identitas Pasar Cinde harus tetap ada agar benda cagar budaya terlestarikan.

“Tapi itu, mungkin banyak kepentingan-kepentingan saat pembaruan Pasar Cinde, sehingga mengabaikan dari sisi benda cagar budayanya,” katanya.

Padahal, lanjutnya, kalau benda sudah punya sertifikat Benda Cagar Budaya (BCB), maka tidak boleh dirombak atau bongkar habis.

BACA JUGA:Buntut Dugaan Korupsi Pasar Cinde, Petinggi PT Magna Beatum Digarap Penyidik Kejati Sumsel

Sebab akan serta merta menghilangkan identitasnya sebagai benda cagar budaya.

Lanjutkan Pembangunan Cinde

Eddy Santana Putra berharap kasus pasar Cinde di Kejati Sumsel tetap jalan terus, dan pembangunan pasar penuh sejarah itu bisa diteruskan, demi ikon kota Palembang.

“Ada hal-hal bersejarah (di pasar Cinde) yang tidak bisa ditinggalkan,” jelasnya saat diwawancara konten kreator @Rondoot.

Pasar Cinde adalah bangunan heritage yang memang sudah harus dibangun kembali. “Saya setuju itu,” tegasnya. 

Kategori :