Tapi tenyata ketika di dalam, lanjut Ken Setiawan, banyak sekali hal-hal yang bertentangan.
“Ada yang sampai stress ada yang depresi, ada yang gila. Sampai saat ini ada beberapa santri yang dirawat ini yang akhirnya menjadi heboh kok baru sekarang ini diungkap, pertanyaan besar masyarakat. Ada apa?,” cetusnya.
Merampok untuk Al Zaytun
Seperti diberitakan sebelumnya, mantan pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Ken Setiawan, mengaku pernah merampok lantaran diberi tugas oleh Panji Gumilang untuk mengumpulkan dana Rp10 miliar perbulan, dengan cara merampok.
Ken Setiawan kembali buka-bukaan soal penyimpangan di Ponpes Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat.
Bahkan, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center ini, membuat pengakuan di media sosial soal aksi perampokan yang setiap hari dilakukan demi menjalankan perintah dari Panji Gumilang.
BACA JUGA:Panji Gumilang Samakan MUI dengan LSM: Ngerti Tabayyun Aja Nggak
Dikutip dari berbagai sumber, Ken Setiawan menuturkan salah satu kesesatan yang diajarkan Panji Gumilang yakni, menghalalkan harta orang yang bukan dari kelompoknya.
"Panji Gumilang ngga menyampaikan silahkan ngerampok, silakan nyuri. Tapi harta orang di luar kelompok termasuk orang tua santri yang belum berbayar itu kafir semua, dicuri nggak apa-apa," ujar Ken Setiawan.
"Ketika saya masih ada di dalam itu mohon maaf setiap hari kita kerjaan kita ngerampok," timpal Ken Setiawan.
Tak ayal, cara itu banyak dilakukan pengikut Ponpes Al Zaytun lantaran untuk menghindari sanksi yang diberikan Panji Gumilang.
Pasalnya, masing-masing dari pengikut Ponpes Al Zaytun diberi target untuk menyetorkan uang sebanyak Rp10 miliar perbulan.
Dana tersebut kata Ken Setiawan, harus disetorkan dalam kurun waktu sebulan. Andaipun target tak tercapai Rp10 miliar, maka pasti anggota yang diberikan tugas bakal dihukum cambuk.
"Setiap bulan harus bawa Rp10 miliar, dapatnya missal Rp1 miliar itu nggak berani pulang kita. Pulang lepas baju terus dicambuk dan ga bakal berenti kalau belum berdarah," tutur Ken Setiawan.