MURATARA, SUMEKS.CO - Jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang serba lengkap fasilitasnya, para pelajar di pelosok Kabupaten Muratara justru bertaruh nyawa untuk bisa pergi dan pulang sekolah.
Begitu pula perjuangan para guru di sana. Miris sekali.
Perjuangan pelajar dan guru daerah terpencil setidaknya masih bisa ditemui di wilayah Kelurahan Muara Kulam, Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Muratara, Sumsel.
Setidaknya ada tiga SD Negeri lokal jaub di wilayah itu.
BACA JUGA:Oknum Kades di OKI Korupsi Dana BLT Covid-19 Ratusan Juta, Ngaku untuk Biaya Sekolah Anak
Satu di Karang Pinggan, lalu di Senawar dan Sungai Cinau.
Tiga sekolah ini merupakan lokal jauh yang diperuntukan bagi pelajar yang tinggal di rompok (perkampungan kecil), wilayah pedalaman Muratara.
Keberadaan daerah ini nyaris tidak tersentuh pesatnya roda pembangunan.
Salah satu perjuangan untuk ke sekolah dan pulang sekolah, harus melalui sungai.
BACA JUGA:Oknum Kades di OKI Korupsi Dana BLT Covid-19 Ratusan Juta, Ngaku untuk Biaya Sekolah Anak
Tiap pagi, keluarga para pelajar mengantar anak-anaknya ke sekolah.
Bisa naik rakit bambu atau digendong.
Supaya seragam dan tas berisi buku mereka tidak basah.