Jeritan Hati Istri Pensiunan Pertamina: Kami Tak Minta Lebih, Hanya Minta Keadilan Atas Tanah

Jeritan Hati Istri Pensiunan Pertamina: Kami Tak Minta Lebih, Hanya Minta Keadilan Atas Tanah

Jeritan Hati Istri Pensiunan Pertamina: 'Kami Tak Minta Lebih, Hanya Keadilan atas Tanah Kami'--

BACA JUGA:Ekspor Kilang Pertamina Plaju Palembang Sumbang Devisa USD 452 Juta Sepanjang 2024

Tumiyan Pakpahan yang duduk di sampingnya mengangguk setuju. Ia menyebutkan bahwa permasalahan ini hanya terjadi di Palembang, sementara di lokasi lain seperti Duri, Riau, para pensiunan bisa menguasai lahan mereka tanpa kendala.

"Di Duri, kami bisa menikmati hasil jerih payah suami itu ada juga beli lahan dengan skema potong gaji. Tapi di sini, hanya kertas sertifikat yang kami pegang," ucapnya.


Dua istri pensiunan berikan kesaksian terkait pembelian tanah hasil potong gaji tanpa bisa dikuasai fisiknya hingga tuntut PT Pertamina ganti rugi--

Menurut Tumiyan, tanah seluas 91 hektar itu merupakan harta masa tua yang dibeli dengan susah payah.

"Sampai sekarang kami belum bisa menempati tanah itu. Padahal semua dokumen lengkap. Kami hanya ingin hak kami dikembalikan," imbuhnya.

Ketua Paguyuban Putra-Putri Pensiunan Pertamina, Hendro, mengungkapkan bahwa dalam gugatan ini ada 651 pemilik yang tergabung.

Mereka adalah, anak-anak dari para pensiunan Pertamina yang turut memperjuangkan hak orang tua mereka.

Ia menegaskan bahwa, jalur hukum adalah langkah terakhir setelah berbagai upaya damai kepada pihak Pertamina tak membuahkan hasil.

"Kami sudah coba ke kantor pusat, ke Jakarta, tapi tidak ada tanggapan. Kami tidak minta muluk-muluk. Kembalikan saja hak kami yang sudah dibayar lunas. Ini adalah perjuangan orang tua kami," ujar Hendro tegas.

Majelis hakim yang diketuai Corry Oktarina SH pun memastikan bahwa sidang akan berlanjut pekan depan dengan agenda pemeriksaan setempat (descente), meninjau langsung lokasi yang disengketakan.

Kini, harapan ratusan keluarga pensiunan Pertamina menggantung di palu hakim. Mereka tak minta belas kasih, hanya keadilan yang selama ini terasa begitu mahal.

Di usia senja, mereka ingin menyaksikan bahwa perjuangan panjang itu tidak sia-sia. Bahwa negeri ini masih punya tempat untuk para pejuang keadilan seperti mereka.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber: