Usai Puncak Haji di Armuzna, Jemaah Haji Mulai Pulang ke Tanah Air

Usai Puncak Haji di Armuzna, Jemaah Haji Mulai Pulang ke Tanah Air

Kepala Seksi Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Makkah Dodo Murtado. Foto : Dokumen/Sumeks.Co--

Lulusan Sarjana Strata 1 tercatat sebanyak 50.266 orang, dan ada pula yang berpendidikan lebih tinggi seperti diploma dan S2.

Hal ini menunjukkan bahwa jemaah haji Indonesia berasal dari berbagai lapisan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang beragam.

BACA JUGA:Kloter 11 Debarkasi Palembang Asal Ogan Ilir Tiba di Tanah Air, Seorang Jemaah Haji Masih Dirawat di Makkah

BACA JUGA:Kloter 10 Debarkasi Palembang Pulang dengan Selamat ke Tanah Air, Tersisa 4.416 Jemaah Haji di Arab Saudi

Seperti halnya latar belakang pendidikan, profesi jemaah haji Indonesia juga sangat bervariasi. Mayoritas jemaah haji berstatus ibu rumah tangga dengan jumlah 54.927 orang.

Selain itu, terdapat pula pegawai swasta (44.421 orang), PNS (39.580 orang), petani (23.792 orang), hingga pedagang (19.042 orang).

Keberagaman profesi ini menjadi tantangan tersendiri bagi petugas haji dalam memberikan pelayanan yang optimal, mengingat kebutuhan dan kondisi setiap profesi tentu berbeda-beda.

Salah satu aspek penting dalam pelayanan haji adalah memperhatikan jemaah haji penyandang disabilitas.

BACA JUGA:Kabar Baik! Jemaah Haji Dapat Kunjungi Destinasi Ziarah Madinah Tanpa Biaya, Difasilitasi Syarikah

BACA JUGA:Tiba Kamis 26 Juni 2025: Jemaah Haji Kloter 12 OKI Akan Disambut oleh Bupati di Pendopo

Pada tahun ini, tercatat ada 472 jemaah haji yang memiliki disabilitas, dengan mayoritas mengalami disabilitas kaki sebanyak 303 orang (64,19%), disabilitas tangan 102 orang (21,61%), dan disabilitas kaki serta tangan sebanyak 67 orang (14,19%).

Penanganan khusus diperlukan bagi jemaah haji dengan disabilitas agar mereka tetap dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan aman.

Dodo Murtado juga menyoroti pentingnya pelayanan kesehatan bagi jemaah haji, terutama jemaah lansia dan penyandang disabilitas. Mengingat bahwa jemaah haji Indonesia sering kali berisiko tinggi, terutama bagi jemaah yang sudah lanjut usia, layanan kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan.

Oleh karena itu, petugas haji harus siap menghadapi segala tantangan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan ibadah haji.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait