Transformasi Ekonomi Perempuan, Klaster Usaha Tenun Ulos Bangkit Berkat Program Klasterkuhidupku BRI

SUMEKS.CO - Perempuan kini memegang peran yang sangat penting dalam membangun perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan sosial di Indonesia.

Dalam beberapa dekade terakhir, perempuan semakin diberi kesempatan untuk berkontribusi, tidak hanya bagi diri mereka sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Mereka menjadi motor penggerak dalam berbagai sektor, dari usaha kecil hingga perusahaan besar, membuktikan bahwa kekuatan perempuan dapat membawa perubahan besar dalam perekonomian negara.

Salah satu contoh perempuan yang berhasil memberdayakan dirinya dan sesama adalah Marlinda Yanti Panggabean, Ketua Klaster Usaha Rumah Ulos yang berfokus pada pengembangan kain tradisional ulos.

BACA JUGA:BRI Berpartisipasi dalam FHA-Food dan Beverage 2025, Promosikan Produk UMKM Indonesia di Pasar Global

BACA JUGA:BRI Kembali Dapat Kepercayaan untuk Penyediaan Uang Kertas Asing Haji 2025

Marlinda memulai perjalanan bisnisnya dengan tekad yang kuat untuk mengubah nasibnya dan juga meningkatkan kesejahteraan perempuan di sekitarnya.

Marlinda Yanti Panggabean tinggal di Desa Lumban, Kecamatan Siatas Barita, Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara, yang terkenal dengan tradisi tenun ulos.

Meski memiliki keterampilan menenun kain ulos, ia bersama ibunya harus bertahan hidup dengan penghasilan yang sangat terbatas.

Hasil tenunan yang dijual ke pengepul sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Melihat kondisi ini, Marlinda tidak tinggal diam dan mulai mencari cara agar kehidupannya bisa lebih baik.

BACA JUGA:BRI Lakukan Buyback Saham Rp3 Triliun, Strategi Penguatan Kinerja dan Kepemilikan Saham Karyawan

BACA JUGA:Pemberdayaan BRI Bantu Pengusaha Kue Tien Cakes and Cookies Raih Sukses dan Berkembang Pesat

Pada tahun 2008, Marlinda menemukan peluang baru melalui dunia digital. Ia mulai menjelajahi platform penjualan online dan menyadari bahwa kain tenun ulos yang selama ini mereka buat memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Ia pun mengambil langkah berani untuk beralih dari menjual ke pengepul ke penjualan online yang lebih luas.

“Saya mulai berpikir bagaimana cara meningkatkan pemasukan, hingga akhirnya saya mencoba menjelajahi platform penjualan online. Dari situ, saya menyadari bahwa kain tenun yang biasa kami buat memiliki potensi dan nilai jual yang lebih tinggi," ujar Marlinda.

Sumber: