Pemberlakuan PPN 12 Persen Bakal Diprediksi Bertambah Pengangguran di 2025
Pemberlakuan PPN 12 persen bakal diprediksi bertambah pengangguran di 2025. Foto : Dokumen/Sumeks.Co--
SUMEKS.CO - Pemerintah per Januari 2025 memberlakukan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Terkait PPN ini kontroversial. Pasalnya sangat dikeluhkan oleh masyarakat.
Yakni rencana pemerintah memberlakukan PPN 12 persen itu akan mengancam stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Termasuk juga pemberlakuan PPN 12 persen diprediksi akan bakal bertambahnya pengangguran di tahun 2025 yang masih hitungan hari.
Seperti disampaikan pendiri Celios, Wahyudi Askar, bahwa memberikan peringatan keras tentang risiko besar yang mengintai jika kebijakan PPN 12 persen diterapkan.
BACA JUGA:Benarkah Kenaikan PPN 12 Persen Bisa Dibatalkan oleh Pemerintah? Simak Faktanya!
BACA JUGA:Aksi Tolak PPN 12 Persen Ricuh, Seorang Pendemo Terluka Akibat Terkena Lemparan
Yakni saat hadir di podcast Akbar Faizal, ia blak-blakan bercerita tentang pesan-pesan begawan ekonomi, Faisal Basri sebelum meninggal.
"Saya ingat sekali almarhum pak Faisal Basri sudah mengingatkan ini enam bulan lalu sebelum beliau meninggal," ujar Wahyudi dikutip berbagai sumber.
Diungkapkan Wahyudi, terkait kebijakan PPN 12 persen ini apabila diterapkan pada 2025, maka negara mendapatkan keuntungan sekitar Rp50 triliun.
"Tapi kerugian yang didapatkan negara jauh lebih besar dari itu. Resiko yang kami hitung pake input output, surplus usaha itu hilang sekitar Rp41 triliun," terangnya.
BACA JUGA:Tolak Kenaikan PPN 12 Persen, Aliansi BEM Seluruh Indonesia Serukan Aksi di Istana Negara Sore Ini
BACA JUGA:Polemik Penerapan PPN 12 Persen pada Transaksi QRIS, Menko Airlangga Berikan Bantahan
Tak hanya itu, pertumbuhan ekonomi hanya akan berkutat pada angka 4,09. Ditambah pengangguran pada 2025 disebutkan akan bertambah sekitar 554 ribu orang.
"Sebenarnya, ada banyak angka lainnya di report Celios, tapi kita hitung satu-satu dampaknya terhadap ekonomi makro dan mikro. Bahkan bang Faisal sempat bilang kenapa pajak ekspor batu bara yang dikejar," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: