Ide Gila Ilmuwan Perangi Pemanasan Global, Tebar Jutaan Ton Berlian ke Langit Jika Mau Bumi Selamat
Ide Gila Ilmuwan Perangi Pemanasan Global, Tebar Jutaan Ton Berlian ke Langit Jika Mau Bumi Selamat--
SUMEKS.CO - Dikabarkan, para ilmuwan seluruh dunia mulai memutar otak untuk menanggulangi masalah pemanasan global hingga memunculkan ide sedikit gila berupa penggunaan berlian mendinginkan bumi.
Dari informasi yang dihimpun, Sabtu 9 November 2024, para ahli mengusulkan menggunakan debu berlian guna menetralisasi pemanasan global yang terjadi saat ini.
Menurut penelitian oleh para ahli dan ilmuwan di seluruh dunia meyakini debu dari berlian, merupakan cara yang paling efektif untuk meredakan panas di bumi.
Seperti disebutkan pada sebuah studi baru dalam jurnal Geophysical Research Letters, menyatakan agar debu berlian itu disemprotkan ke atmosfer untuk mendinginkan planet ini.
BACA JUGA:Indonesia Bersiap Panas Mendidih, Menteri Jokowi Bentuk Gugus Tugas Cuaca Ekstrim El Nino
BACA JUGA:Cuaca Ekstrim, Finda Minta BMKG Cepat Informasikan Cuaca
Saran penyemprotan atmosfer dengan debu berlian itu, berdasarkan penelitian ekstensif oleh sekelompok peneliti dari pakar klimatologi dan ilmu bumi di ETH Zurich Jerman.
Para peneliti juga berkolaborasi dalam sebuah studi pembuatan model iklim 3D, yang berguna untuk mengeksploitasi dampak aerosol untuk mengurangi panas selama periode 45 tahun.
--
Dari hasil penelitian tersebut, menilai tujug zat sulfur dioksida dan debu berlian sebagai solusi paling efektif memerangi cuaca panas ekstrim yang terjadi saat ini.
Dari temuan penelitian menunjukkan debu berlian sangat efisien untuk keperluan injeksi, serta menunjukkan kemampuan memantulkan sinar matahari dan panas dibandingkan dengan aerosol lain yang telah diuji.
Debu berlian juga bertahan di udara lebih lama tanpa menggumpal, sesuatu yang penting untuk mengurangi efek retensi panas.
Para ilmuwan memprediksi bahwa melepaskan sekitar 5 juta ton debu berlian buatan manusia setiap tahun dapat mengurangi suhu hingga 1,6° Celcius dalam kurun waktu 45 tahun.
BACA JUGA:Waspada! Musim Kemarau Indonesia Berpotensi Alami Kekeringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: