Siaga Bencana! Dampak Buruk La Nina yang Harus Diwaspadai Indonesia
Ini dampak buruk La Nina berpotensi muncul di Indonesia. Foto : Dokumen/Sumeks.Co--
BMKG mengungkap saat fenomena La Nina berlangsung, sebagian wilayah Indonesia akan mengalami peningkatan curah hujan sebanyak 20 hingga 40 persen pada periode Juni-Juli-Agustus dan September-Oktober-November.
Sedangkan, pada periode Desember-Januari-Februari dan Maret-April-Mei, sebagian wilayah barat Indonesia mengalami peningkatan curah hujan karena pengaruh angin monsun.
BACA JUGA:Menteri PUPR Minta 241 Bendungan Dikosongkan Antisipasi La Nina
BACA JUGA:Curah Hujan Tinggi Dampak La Nina
"Namun demikian, bukan diartikan tidak ada kemarau sama sekali, hanya saja terjadi peningkatan curah hujan dalam periode tersebut sehingga seringkali disebut sebagai kemarau basah," kata BMKG.
Terkait fenomena La Nina, ada sejumlah bencana yang berpotensi terjadi. Secara umum bencana-bencana tersebut berkaitan erat dengan hidrometeorologi.
Adanya peningkatan curah hujan saat La Nina, kemungkinan bencana yang dapat terjadi adalah banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, bahkan badai tropis.
Untuk diketahui, dalam beberapa kasus, La Nina juga dapat memengaruhi sektor perikanan dan pertanian.
BACA JUGA:Palembang: Suhu Panas Terasa seperti di Gurun, BMKG Imbau Banyak Minum dan Gunakan Payung
Misalnya, peningkatan hujan di kawasan Asia Tenggara dan Australia dapat meningkatkan hasil panen.
Namun banjir juga dapat merusak tanaman. Di sisi lain, kekeringan di kawasan lain seperti Amerika Selatan dapat mengurangi produksi pertanian.
Di Indonesia, La Nina umumnya membawa curah hujan yang lebih tinggi, terutama pada musim hujan, sehingga risiko banjir dan longsor menjadi lebih tinggi.
Jadi maka oleh karena itu masyarakat dan pemerintah diharapkan waspada terhadap dampak La Nina dengan mempersiapkan langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: