Polemik BMKM Sumsel: Penasehat Minta Jauhi Politik Praktis

Polemik BMKM Sumsel: Penasehat Minta Jauhi Politik Praktis

Afdhal Azmi Jambak, salah satu Penasehat BMKM.--

Sebagai salah satu tokoh yang berpengalaman dan punya pergaulan cukup luas dengan banyak politisi di Sumsel, Afdhal menegaskan, bahwa yang disampaikannya  hanyalah usul, saran dan nasehat.

Kepada wartawan, Afdhal menjelaskan, Urang Awak di Sumsel termasuk di kabupaten dan kota ada yang menjadi pengurus dan atau anggota di Partai Golkar.

Ada  juga yang di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), di Partai Amanat Nasional (PAN), Hanura, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Nasdem, PPP, PKB, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), 

“Adalah tidak mungkin, atau bahkan dicap pengkhianat, bila ada anggota DPRD terpilih pemilu 2024 dari Partai Demokrat lantas mendukung calon dari partai lain. Begitu juga sebaliknya, pengurus atas kader Partai Gerindra, akan dicap pengkhianat jika mendukung calon dari partai lainnya. Oleh karena itu, jangan bawa BMKM Sumsel ke ranah politik praktis,” katanya.

BACA JUGA:Mantan Istri Lulusan S2, tapi Ogah Kerja, Ari Wibowo: Aku Kasih Kartu Kredit

BACA JUGA:Kemenkumham Sumsel Hadirkan Layanan Kekayaan Intelektual di Legal Expo 2024

Penasehat BMKM Sumsel tersebut ada beberapa orang. Selain Afdhal, antara lain: Prof. Dr. Joni Emirzon, guru besar Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang baru terpilih sebagai Dekan FH Unsri, Ir. Reflin Arda MSi (Kepala Kantor BPS Kota Prabumulih), Syahrir Kamal Marah Sulaiman (pensiunan PT. Semen Baturaja), Darmawan, SH (mantan Ketua DPRD Kota Palembang), Ir. Mulyadi Dt. Marah Bangso (pensiunan PT. Pusri). Sedangkan Ketua Dewan Penasehat BMKM Sumsel adalah Kolonel (Purn) Jasman Malik yang meninggal dunia beberapa bulan lalu.

Menurut Afdhal, masyarakat Sumsel terkenal cerdas dan  mengetahui mana calon yang layak dan pantas didukung dan dipilih.

“Biarkanlah mereka masing-masing menentukan sikap dan pilihan sesuai aspirasi dan keinginan hatinya. Jangan sampai organisasi mengklaim mendukung pasangan calon tertentu di Pilkada Sumsel atau di Pilkada kota dan Pilkada kabupaten,” ujarnya seraya menambahkan, sudah merupakan fakta yang sering terlihat menjelang Pilkada, ada tokoh yang tiba-tiba mendekat dan seakan-akan peduli dengan masyarakat tertentu.

Yang terpenting, tambahnya, masyarakat diharapkan agar memilih yang terbaik yang diyakini bisa memberikan kebaikan, kesejahteraan dan kemajuan bagi daerah.

BACA JUGA:MENDING MANA? Redmi Note 13 atau TECNO Pova 6 Pro, Sama-sama Tawarkan SoC Dimensity 6080

BACA JUGA:Saldo DANA Gratis Rp250 Ribu Langsung Cair ke Dompet Digital Cuma Pakai Aplikasi Ini

Sebagai masyarakat yang berfilosofi Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah, Afdhal mengingatkan agar Ketua dan pengurus organisasi serta masyarakat asal Minang di Sumsel jangan memilih pasangan calon tertentu karena diberi uang alias suap. 

“Di dalam Islam jelas dan tegas, penyuap dan penerima suap tempatnya di neraka,” katanya mengingatkan. 

Menurutnya, yang perlu dilakukan para pimpinan organisasi adalah menyosialisasikan agar setiap yang punya hak memilih menggunakan hak pilihnya. Pilihlah yang terbaik, sesuai hati Nurani dan pengetahuan masing-masing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: