Desa Muktijaya Siap Gelar Upacara Ngaben Perdana: Perpaduan Tradisi dan Modernitas dalam Melepas Roh Suci

Desa Muktijaya Siap Gelar Upacara Ngaben Perdana: Perpaduan Tradisi dan Modernitas dalam Melepas Roh Suci

Desa Muktijaya RT 1 RW 1 Dusun 1, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, tengah sibuk melakukan persiapan untuk upacara Ngaben perdana mereka.--

Abu jenazah kemudian biasanya dilarung ke laut atau sungai sebagai simbol kembalinya atman ke alam semesta.

Selain tujuan spiritual, Ngaben juga memiliki makna sosial. Upacara ini menjadi momen bagi keluarga dan kerabat untuk berkumpul dan mengenang leluhur yang telah meninggal.

BACA JUGA:POCO M6 Smartphone Entry Level dengan Chipset Helio G91, Harga Mulai dari Rp2 Jutaan

BACA JUGA:Bupati OKU Timur Buktikan Komitmen Tata Kelola Keuangan: Raih WTP 12 Kali Berturut-turut!

Ngaben juga menjadi sarana untuk menjalin kembali hubungan dengan para leluhur dan memohon restu mereka.

Makna Ngaben yang mendalam terkait pembebasan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian melalui proses pembakaran jenazah atau simbolisnya, kemudian menghanyutkan abu ke sungai atau laut, merupakan inti dari tradisi ini bagi umat Hindu di Bali.

Lebih dari sekadar tradisi, Ngaben merupakan manifestasi dari keyakinan spiritual umat Hindu Bali yang mendalam tentang kehidupan, kematian, dan alam baka.

Ngaben menjadi pengingat bagi umat Hindu untuk senantiasa menjalani hidup dengan penuh dharma dan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian.

BACA JUGA:Kejari Dikabarkan Bidik Kasus Korupsi PMI Kota Palembang, Kasi Pidsus: Masih Lidik, Belum Bisa Dipublikasi

BACA JUGA:PWI OKI Punya Nakhoda Baru, Sinergi dengan Pemkab Diharapkan Semakin Kuat

Hal ini dilakukan agar roh dapat bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam).

Selain prosesi utama, upacara Ngaben kali ini juga akan diiringi dengan upacara ngelungah untuk sembilan sawa, yang di antaranya adalah I Gusti Ngurah Putra, I Nyoman Ayu Anjani, Ketut Rasidyan Dewanada, Putu Manik, Made Merta Sari, I Ketut Angga Sadewa, Ketut Dana Merta, Luh Nyoman Ari, dan Luh Ketut Rai.

Masyarakat Desa Muktijaya menunjukkan semangat gotong royong dan kekeluargaan dalam persiapan upacara ini.

Dengan semangat tersebut, mereka berhasil mempersiapkan prosesi yang sakral ini dengan baik. Semoga upacara Ngaben besok dapat berjalan lancar, membawa ketenangan bagi keluarga yang ditinggalkan dan kehormatan bagi almarhum I Ketut Pugra Swastika.

Desa Muktijaya kini bersiap untuk menyambut hari besar ini dengan harapan dan doa agar prosesi Ngaben perdana mereka berlangsung dengan khidmat dan sesuai tradisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: