Cetak Rekor, Okupansi Penumpang Mudik Naik Pesawat di SMB II Palembang Tembus 157 Ribu, Naik 10 Persen

Cetak Rekor, Okupansi Penumpang Mudik Naik Pesawat di SMB II Palembang Tembus 157 Ribu, Naik 10 Persen

Angkasa Pura II melaporkan okupansi penumpang pesawat pad periode mudik 2024-dok : sumeks.co-

Untuk puncak arus mudik Lebaran 2024 terjadi pada Sabtu, 6 April 2024 tepat pada H-4 Lebaran dengan 12.981 pergerakan penumpang dengan jumlah penerbangan saat itu 89 movement.

Sementara itu untuk puncak arus balik Lebaran 2024 terjadi pada Senin, 15 April 2024 atau H+4 setelah Lebaran dengan 12.843 pergerakan penumpang dan 80 movement.

Kemudian untuk tiket pesawat pada periode arus mudik 2024 ini diyakini masih dibawah tarif batas atas, sesuai ketentuan regulasi kementerian perhubungan.

BACA JUGA:WOW Fantastis! B-2 Spirit jadi Pesawat Siluman Termahal di Dunia, Butuh Rp1.7 Miliar untuk 1 Jam Terbang

BACA JUGA:Titik Tersibuk Arus Mudik Lampaui Pra Pandemi 2019, Penumpang Pesawat Lebaran 2024 Membludak

“Sesuai jenisnya tentu beda maskapai tarifnya beda-beda walaupun tujuan rutenya sama sesuai ketentuan setau saya mereka (maskapai) masih di bawah tarif batas atas karena indikatornya tidak ada komplain dari pengguna jasa,” ungkapnya.

Hingga saat ini diketahui pergerakan penerbangan masih penuh bahkan tiket masih full booking dengan tarif yang masih sesuai dengan tarif batas atas.

“Saya perkirakan seminggu ini masih lumayan padat walau jumlah penerbangannya tidak sebanyak saat posko contoh hari ini sekitar 52 penerbangan tapi sudah full book khususnya Palembang ke Soekarno dan Halim,” tambahnya.

Di hari biasa pergerakan pesawat sifatnya fluktuatif dinamis sekitar 46 pergerakan pesawat di Weekday dan kemudian akan meningkat bahkan bisa diangka 60-70 pergerakan pesawat di Weekend.

BACA JUGA:Terbang Nyaman dan Aman, Cek Jenis Pesawat di Aplikasi Ini Sebelum Pesan Tiket

BACA JUGA:Maskapai Pastikan Taat Aturan, Tapi Harga Tiket Pesawat Lebaran Selangit

Kendati demikian seluruh persiapan Angkasa Pura II dinilai lancar meski ada beberapa evaluasi yang masih terus ditingkatkan.

Salah satunya terjadi pada saat H-5 penerbangan yang delay sampai jam 3 pagi dimana faktornya dari maskapai.

Nah untuk Airport diharapkan para tenant atau mitra usaha menyesuaikan kebutuhan penumpang saat belum terbang.

“Dalam keadaan delay seperti ini harusnya para tenant ini menyesuaikan waktu jam tutup seperti tutup bisa dengan penambahan SDM 1 shift  lagi serta stok usaha supaya kebutuhan penumpang terpenuhi,” jawabnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: