Masih Banyak yang Keliru, Ramadan atau Ramadhan Penulisan yang Benar? Simak Penjelasannya

Masih Banyak yang Keliru, Ramadan atau Ramadhan Penulisan yang Benar? Simak Penjelasannya

Dua versi penulisan antara Ramadan dan Ramadhan menjadi tanda tanya sebagian masyarakat dan pembaca. Ramadan atau Ramadhan Penulisan yang Benar? Begini Penjelasan KBBI. Foto ilustrasi: Naba/sumeks.co--

Oleh karena itu, setiap kata serapan bahasa asing yang masuk harus sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia tidak memiliki kombinasi konsonan /dh/. Aturan ini berlaku tidak hanya untuk bahasa Arab, tetapi juga untuk semua bahasa asing yang masuk, termasuk yang berasal dari bahasa daerah di Indonesia.

Meskipun demikian, penyerapan bahasa asing dapat dilakukan dengan persis sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), asalkan huruf-huruf dan pengucapan katanya sesuai.

BACA JUGA:HEBOH! Permendagri Atur Penulisan Nama Dalam KTP, Warganet Malah Beri Tanggapan Menohok

BACA JUGA:Universitas Bina Darma Palembang Rencanakan Workshop Penulisan Buku Gandeng Penerbit Andi Offset

Contoh-contoh kosakata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab adalah kalbu dari qalbu, rezeki dari rizq, kabar dari khabar, resmi dari rasmiyyun, lafal dari lafazh, derajat dari darajah, dan masalah dari mas-alatuna.

Perubahan-perubahan ini bertujuan untuk meng-Indonesiakan setiap kata serapan. Jika tidak disesuaikan, dapat menyebabkan ketidaksesuaian dalam ejaan bahasa Indonesia. 

Setiap bahasa harus memiliki aturan ejaan sendiri agar penuturnya memiliki keselarasan dan pemahaman yang sama terhadap ejaan-ejaan yang digunakan di Indonesia.

Diketahui, Bulan Ramadan diartikan sebagai bulan yang sangat panas. Ini karena sejarah mencatat bahwa bulan Ramadan sering datang saat musim panas. 

BACA JUGA:Batalyon 33 Grup 3 Kopassus Juara Penulisan Sejarah Infanteri

BACA JUGA:Mengenal Ibnu Khaldun : Sang Pelopor Sosiologi Islam, Kritik Terhadap Penulisan Sejarah Terdahulu

Dalam tradisi Arab jahiliah, untuk menghormati kedatangan bulan Ramadan, mereka menghentikan pertikaian, pertumpahan darah, dan perselisihan. 

Bulan Ramadan dianggap sebagai bulan kesabaran, di mana umat muslim yang berpuasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjalankan ketaatan, menghadapi ujian dari Allah SWT, dan menghindari perbuatan maksiat dengan kesabaran.

Berikut nilai-nilai pembelajaran bulan Ramadan dilansir dari situs Kemenag Sumatera :

Selain berpuasa, melaksanakan tarawih, dan melakukan kegiatan baik lainnya, bulan Ramadan mengandung nilai-nilai pembelajaran yang bisa dipelajari dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: