DBD di Palembang Meningkat 232 Kasus, Begini Langkah Pj Wali Kota

DBD di Palembang Meningkat 232 Kasus, Begini Langkah Pj Wali Kota

Pj Wali Kota Palembang, H Ratu Dewa akan melakukan langkah untuk mengatasi DBD yang meningkat. Foto: dokumen/sumeks.co--

DBD di Palembang Meningkat 232 Kasus, Begini Langkah Pj Wali Kota  

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Palembang meningkat hingga 232 kasus per 12 Februari 2024.

Mengenai hal itu, Pj Wali Kota Palembang, H Ratu Dewa akan melakukan langkah untuk mengatasinya. 

Ratu Dewa mengungkapkan, bersama pihaknya Pemkot Palembang akan memulai serentak untuk memberantas sarang nyamuk di seluruh Kota Palembang.

Gerakan tersebut inisiasi Ratu Dewa sebagai upaya untuk menekan kasus DBD di Kota Palembang.

BACA JUGA:DBD Mewabah di Ogan Ilir, Polsek Indralaya Lakukan Fogging di Area Kerja

"Upaya bersama untuk memberantas sarang nyamuk dapat mengurangi kasus DBD di Palembang," ungkap Ratu Dewa kepada awak media di Palembang pada Selasa 13 Februari 2024.

Ratu Dewa juga mencatat bahwa hingga tanggal 12 Februari 2024 terdapat 232 kasus DBD yang terdistribusi di seluruh Kecamatan Palembang. 

Sebaran kasus DBD di Palembang, paling banyak Sukarami 42 kasus, Kalidoni 29 kasus, Seberang Ulu I 18 kasus, Alang Alang Lebar 16 kasus, Ilir Timur II sebanyak 14 kasus. 

Sementara Sako 13 kasus, Jakabaring 12 kasus, Kemuning 12 kasus, Ilir Barat II 11 kasus, Kertapati 11 kasus, Ilir Barat I 10 kasus, Gandus 7 kasus, Seberang Ulu II 7 kasus, Ilir Timur III 7 kasus. 

BACA JUGA:DBD di Palembang Tercatat 180 Kasus, Hujan dan Banjir Jadi Penyebab Utama

"Kemudian Bukit Kecil 6 kasus, Ilir Timur I 6 kasus, Sematang Borang 6 kasus, dan Plaju 5 kasus. Jadi terbanyak di Kecamatan Sukarami 42 kasus dan terendah di Kecamatan Plaju 5 kasus," ungkapnya. 

Lanjut Ratu Dewa, kasus tertinggi di kelurahan tercatat di Sukajaya dengan 15 kasus, sementara Alang-Alang Lebar memiliki enam kasus. 

"Dewa melaporkan upaya penanggulangan DBD melalui surveilans aktif di fasilitas kesehatan dan menggunakan Pelaporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS DBD) serta aplikasi," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: