DBD di Palembang Tercatat 180 Kasus, Hujan dan Banjir Jadi Penyebab Utama

DBD di Palembang Tercatat 180 Kasus, Hujan dan Banjir Jadi Penyebab Utama

Data DBD Dinas Kesehatan Kota Palembang Tercatat 180 Kasus, Hujan dan Banjir Jadi Penyebab Utama. Foto: dokumen/sumeks.co --

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Dinas Kesehatan (Dinkes) PALEMBANG mengingatkan penduduk agar mewaspadai risiko demam berdarah yang meningkat karena dampak dari banjir

Berdasarkan data terhimpun Dinkes Palembang. Sudah terdapat 180 kasus DBD yang dilaporkan di 18 Kecamatan.

Kepala Bidang Pencegahan & Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Palembang Yudhi Setiawan menyebutkan bahwa data tersebut diperbaruhi per 29 Januari 2024. 

Kecamatan Sukarami mencatat jumlah DBD tertinggi, yakni 28 kasus, kedua tertinggi oleh Kalidoni dengan 23 kasus, Seberang Ulu 1 dengan 16 kasus, Ilir Timur II 13 kasus, Sako dengan 12 kasus, dan Kemuning dengan 11kasus.

BACA JUGA:10 Obat Alami yang Ampuh Usir Nyamuk dengan Aroma Alam Menyejukkan, Mampu Lindungi Keluarga dari Penyakit DBD

Sementara Alang Alang Lebar 10 kasus, Jakabaring dan Kertapati 9 kasus, Ilir Timur III 8 Kasus, Ilir Barat II dan Ilir Barat I sebanyak 7 kasus, Seberang Ulu II 6 kasus. 

Kasus DBD terhimpun rendah terjadi di Kecamatan Ilir Timur I dan Sematang Borang 5 kasus, kemudian Gandus dan Bukit Kecil 4 kasus, dan Plaju hanya 3 kasus. 

Yudi menjelaskan kasus DBD di Palembang meningkat karena musim hujan dan mengalami banjir di sejumlah wilayah. 

Dari data DBD Dinkes tersebut, terdapat dua perempuan dan satu laki-laki meninggal dunia. 

BACA JUGA:DBD Terus Meningkat di OKI, Dinkes Bagikan Bubuk Abate, Masyarakat Diminta Waspada

"DBD di Palembang meningkat karena musim hujan dan banjir di sejumlah wilayah. Karena pada saat musim hujan tempat perindukan lebih mudah terjadi seperti barang- barang bekas seperti ban bekas, botol mineral, plastik, dan sebagainya," jelasnya kepada SUMEKS.CO pada Selasa 30 Januari 2024.

Lanjut Yudhi menuturkan, upaya pencegahan DBD telah dilakukan melalui pemberantasan sarang nyamuk menggunakan metode 3M plus. 

Jika dilihat dari penanganan di Puskesmas. Puskesmas Kalidoni mencatatkan jumlah penderita DBD tertinggi sebanyak 14 kasus, diikuti oleh Puskesmas 4 Ulu dengan 13 kasus. 

Untuk Puskesmas Sobokingking 11 Kasus, Talang Betutu 10 kasus, Sosial 9 kasus, Sako 8 kasus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: