Kapolda Ajak PJU dan Personel Polda Sumsel Nobar Film Action ‘13 Bom di Jakarta’

Kapolda Ajak PJU dan Personel Polda Sumsel Nobar Film Action ‘13 Bom di Jakarta’

Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK bersama dengan PJU Polda Sumsel nonton bareng (nobar) film ‘13 Bom di Jakarta’. Foto: dokumen/sumeks.co--

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Kapolda Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK bersama pejabat utama (PJU) Polda Sumsel nonton bareng (nobar) film action13 Bom di Jakarta’.

Selain mengajak PJU, Kapolda Sumsel juga mengajak istri dan Kasubbid Satker Bid Humas Polda Sumsel, di salah satu Studio XXI mall di Palembang.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Sunarto melalui Kasubbid Penmas AKBP Yenni Diarty SIK menyebutkan kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi.

“Dan termasuk mengambil poin-poin penting dari film ini dan untuk menambah bekal ilmu dan pengalaman personil Polda Sumsel dalam melaksanakan tugas selaku pelayan masyarakat,” terang Yenni.

BACA JUGA:Film Action '13 Bom di Jakarta' Diangkat dari Kisah Nyata, Salah Satunya Ditangani Rachmad Wibowo

Berikut sinopsis  film 13 Bom di Jakarta.

Kisah 13 Bom di Jakarta diawali dengan hadirnya segerombolan teroris yang melancarkan serangan di beberapa titik pusat keramaian ibu kota.

Grup teroris anonim itu semakin berbahaya setelah mengeluarkan ancaman peledakan 13 bom yang tersebar di Jakarta.

Ancaman ini membuat Badan Kontra Terorisme (ICTA) bekerja ekstra keras untuk menghadapi terorisme yang diorganisir dengan rapi. Di sisi lain, pihak berwajib juga harus meyakinkan agar masyarakat kota Jakarta agar tetap tenang. 

BACA JUGA:Ciptakan Pemilu Serentak yang Aman, Kapolda Sumsel Berikan 15 Poin Penekanan kepada Kasatgas Polres Jajaran

Dua konglomerat mata uang digital, yakni Oscar (Chicco Kurniawan) dan William (Ardhito Pramono), diduga kuat terlibat dalam organisasi terorisme itu.

Di tengah kondisi itu, Arok (Rio Dewanto) sebagai pemimpin teroris justru semakin gencar dan tak ragu untuk melancarkan aksi mencekamnya. Ia mulai meledakkan bom di setiap titik dalam rentang waktu delapan jam.

Arahan Arok itu membuat grup terorisme bertindak semakin canggih dengan melakukan peretasan hingga melumpuhkan sistem keamanan dari ICTA. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: