Sama-Sama Muslim dan Alami Genosida, Mengapa Masyarakat Tebang Pilih Dukungan Antara Palestina dan Rohingya?

Sama-Sama Muslim dan Alami Genosida, Mengapa Masyarakat Tebang Pilih Dukungan Antara Palestina dan Rohingya?

Umat muslim Rohingya yang terusir dari tanah kelahiran.--dok : sumsek.co

SUMEKS.CO – Genosida yang menghancurkan sebagian besar bumi Palestina telah menggerakkan hati penduduk di seluruh dunia dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

Penjajahan yang berlarut-larut di Palestina telah membuka hati banyak orang dikarenakan kebrutalan tentara Israel yang justru terlihat menyasar warga sipil, bukan tentara.

Ditambah lagi sudah tercatat bahwa korban utama dari penjajahan tersebut sebagian besarnya adalah anak-anak.

Sayangnya, tidak hanya Palestina yang mengalami penjajahan dan pengusiran dari tempat kelahirannya sendiri.

BACA JUGA:Pengungsi Rohingya di Kota Makkah Bikin Masalah, Ditampung Tapi Tanpa Izin Pelan-pelan Bikin Rumah Permanen

Etnis muslim yang juga mengalami genosida dan pembantaian bahkan oleh pemerintahannya sendiri adalah rohingya.

Isu rohingya kini kembali naik ketika pengungsi ilegal dari negeri Rakhine, Myanmar ini melabuhkan kapal mereka di kota serambi Makkah, Aceh.

Tidak hanya Indonesia, pengungsi dari etnis Rohingya ini memiliki beberapa pilihan negara diantaranya ialah Malaysia, Bangladesh, Thailand, Pakistan, Australia hingga Arab Saudi.

Etnis Rohingya nekat menumpang kapal dan kabur dari negaranya karena mengalami intimidasi dan penindasan, tidak tercatat sebagai warga negara dan tidak adanya jaminan keamanan bagi etnis tersebut.

BACA JUGA:Heboh! Pengungsi Rohingya Ditolak Mendarat di Pantai Aceh Hingga Buang Bantuan Sembako ke Laut, Warganet Geram

Itu menjadi alasan utama etnis muslim Rohingya memilih untuk melarikan diri dari negerinya karena di Myanmar mereka justru mengalami diskriminasi yang luar biasa dari militer Myanmar.

Rohingya juga merupaka etnis muslim yang nasibnya kurang lebih sama seperti Palestina.

Sayangnya, isu Palestina mendapat dukungan dari miliaran manusia di dunia atas hak kemerdekaan negara dan penduduknya sedangkan Rohingya menjadi etnis yang justru ditolak dimana-mana.

Ketika tinggal di Bangladesh, etnis Rohingya tinggal di kamp pengungsian dan dibatasi oleh pemerintah untuk terhubung dengan dunia luar.

BACA JUGA:Maya Regev Tertangkap Kamera Ikut Aksi Kecam Netanyahu Paska Zionis Akui Tembak Mati 3 Sandera Warga Israel

Rohingya tidak diperbolehkan belajar bahasa Bengali sehingga terhambat dalam berkomunikasi yang bertujuan untuk mencari pekerjaan demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tentu hal ini cukup menyulitkan bagi Rohingya karena keberadaan etnis tersebut selalu ditolak oleh beberapa negara-negara. 

Hal ini dikarenakan beberapa kali etnis Rohingya dianggap membuat masalah dengan penduduk setempat yang sudah menampung imigran dari negeri Myanmar ini.

Contohnya saja di Malaysia, terdapat video yang beredar bahwa etnis Rohingya yang diizinkan tinggal sementara di Malaysia justru melakukan demonstrasi agar pemerintah Malaysia memberikan tanah bagi etnis Rohingya tinggal.

BACA JUGA:Viral Tentara Israel Sebut 1 Kematian Tentara Zionis Setiap 5 Menit, Siswa Taurat Diminta Berdoa dan Melayat

Video tersebut sering disalahkangunakan sebagai berita hoax yang memicu masyarakat lain membenci etnis tersebut.

Sekalipun benar yang terjadi adalah unjuk rasa agar pemerintah Malaysia memberikan tanahnya untuk etnis tersebut.

Kejadian itu masih harus di cek kembali kebenarannya apakah unjuk rasa itu terjadi karena aspirasi komunal atau keinginan perorangan atau terdapat provokator dalam permasalahan ini.

Unjuk rasa yang terjadi di Malaysia pada saat itu tidak lebih adalah aspirasi dari etnis Rohingnya kepada kedutaan Malaysia dalam upaya memprotes kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar Barat.

BACA JUGA:Smash Burger Merambah London, Gantikan Soda Israel dengan Palicola Buka Cabang Baru Demi Donasi ke Palestina

Tidak hanya itu, beberapa waktu lalu, pengungsi Rohingya yang diberikan tempat tinggal di Aceh juga berulah hingga memancing emosi banyak masyarakat.

Masalah yang disebabkan oleh etnis Rohingya ini diantaranya ialah membuang bantuan seperti nasi, mi instan, ai mineral dan beras ke laut.

Selain itu etnis Rohingya yang pernah tinggal di Aceh kedapatan berperilaku kurang baik dan tidak patuh terhadap norma-norma masyarakat setempat.

Beberapa dari mereka bahkan sempat kabur dari tempat penampungan hingga melakukan tindakan kriminalitas.

BACA JUGA:Bisa Dilakukan Sendiri! Begini Tata Cara dan Doa Ruqyah Syariyyah Usir Penyakit Non Medis

Akibat dari permasalahan ini, masyarakat Aceh justru berang dan menolak pengungsi yang datang kembali dari Rohingya, Myanmar.

Gelombang pengungsi yang diperkirakan akan datang ke Indonesia dapat mencapai jumlah yang semakin besar setiap waktunya.

Hal ini dikarenakan bantuan internasional untuk pengungsi ini teralihkan ke Ukraina dan Gaza. Pemerintah Indonesia pun meminta agar negara-negara yang meratifikasi konvensi pengungsi turut menunjukkan tanggungjawab lebih.

Masyarakat yang hari ini tebang pilih terhadap isu kemanusiaan padahal antara Palestina dan Rohingya adalah bagian dari muslim yang juga membutuhkan bantuan.
Allah SWT bahkan telah beriman dalam QS. Al-Hujurat : 10,

BACA JUGA:1 Jumadil Akhir Jatuh Pada 14 Desember 2023, Ada 6 Peristiwa Bersejarah Umat Islam Didalamnya, Apa Saja?

"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat."

Persaudaraan karena keimanan ini mengikat seorang muslim meskipun berbeda suku dan ras. Muslim ialah ibarat satu tubuh yang jika salah satu anggota tubuhnya sakit maka bagian lainnya pun ikut sakit.

Melihat permasalahan Rohingya ini bisa jadi karena penindasan yang dialami umat muslim Rohingya sudah berlarut-larut dan terjadi cukup lama.

Pembatasan hak-hak sebagai manusia bisa menjadi salah satu faktor mengapa etnis rohingya mengalami krisis moral dan akhlaq.

Sebagaimana Palestina, dalam mendukung kemerdekaan Rohingya, umat muslim yang sudah berabad-abad tinggal di Myanmar ini diupayakan lewat berbagai jalur.

Pemerintahan baik dunia maupun suatu negara hingga kalangan masyarakat memahami betul akar permasalahan yang dialami oleh Rohingya sehingga tidak terjadi tebang pilih dalam mendukung suatu etnis yang sedang tertindas.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: